Mengintip Kondisi Jamaah Haji Asal Empat Lawang Per Kamis 6 Juni 2024

Mengintip Kondisi Jemaah Haji Asal Empat Lawang Per Kamis 6 Juni 2024. Foto Sumantri Lapos.--

 

Mengintip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah

 

Kampus Universitas Islam Madinah (UIM) memiliki 17.873 mahasiswa dari 170 negara. Mahasiswa Indonesia yang mendominasi. Jumlah mereka terbanyak, mencapai 16.000 mahasiswa. Sebagian dari mereka menjadi tenaga pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi. 

PPIH memang merekrut ratusan tenaga pendukung dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Timur Tengah. Selain dari Arab Saudi juga dari Mesir, Tunisia, Iraq, Qatar, dan sebagainya. Kemampuan bahasa Arab mereka dibutuhkan untuk membantu komunikasi PPIH dengan berbagai pihak di Arab Saudi.

Tim Media Center haji (MCH) PPIH, Selasa, 27 Mei 2024, mengunjungi kampus yang jaraknya sekitar 5 km dari Masjid Nabawi itu. Didampingi Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah Ahmad Bukhori Jawas.

"Mohon maaf hanya laki-laki yang boleh masuk ke dalam area kampus," kata Ahmad Bukhori. Kebetulan tim MCH memang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mahasiswa asal Jakarta itu kuliah S1 di jurusan Syariah semester 6.  

Kampus UIM memang dikhususkan bagi laki-laki. Tidak ada mahasiswi di sana. Bahkan tidak ada perempuan di kampus itu. "Kalau mahasiswa perempuan ada di kampus sebelah, Universitas Taibah," kata Zulmar Adiguna, rekan Ahmad Bukhori, juga mahasiswa UIM.

UIM sementara hanya menerima mahasiswa asing untuk jenjang S1. Untuk jenjang S2 dan S3 khusus untuk lulusan S1 di UIM. Setiap tahun, kata Bukhori, ribuan calon mahasiswa dari Indonesia melamar kuliah di UIM. Yang diterima selama ini paling banyak 180 mahasiswa. 

Mereka tersebar di 9 fakultas yakni Syariah, Alquran, Hadis dan Studi Islam, Dakwah dan Ushuluddin, Bahasa Arab, Hukum, Komputer dan Sistem Informasi, Teknik, dan Sains. Paling banyak yang dipilih adalah Syariah, Hadis dan Studi Islam, serta Dakwan dan Ushuluddin.

Semua mahasiswa di UIM mendapat beasiswa penuh. Mulai dari biaya pendidikan, asrama, makan, uang saku, buku, hingga tiket pulang ke Indonesia PP setiap tahun. "Dulu kalau kita nggak pulang, uang tiketnya diberikan mentah (tunai). Sekarang kalau tidak dipakai, ya hangus," kata Bukhori. 

Mahasiswa biasanya pulang ke Indonesia pada liburan panjang. Mereka libur panjang pada musim haji. Awal Zulhijah hingga akhir Muharam. 

Bila dinominalkan, selama empat tahun studi, nilai beasiswa di UIM mencapai Rp 1 miliar. Makanya, Ustaz Dr Ariful Bahri MA, alumnus UIM asal Kampar, Riau, yang menjadi pengisi kajian di Masjid Nabawi, mengatakan bahwa beasiswa di UIM itu 1000 persen. Untuk menggambarkan bahwa semua hal kebutuhan mahasiswa di UIM ditanggung oleh Kerajaan Arab Saudi.

"Ini bagian dari misi Arab Saudi untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Makanya kampus ini memang lebih banyak mahasiswa internasional daripada mahasiswa asli dari Arab Saudi," kata Zulmar. 

Zulmar adalah mahasiswa asal Palembang. Ia pernah kuliah di UIN Wali Songo Semarang. Pada semester 5, ia mendaftar ke UIM. Diterima. Saat itu pandemi. Kuliah bahasa dilakukan secara online. Pun kuliahnya di UIN Wali Songo. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan