KORANLAPOS - Penerapan pola asuh tidaklah mudah dilakukan, Bunda. Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memilih jenis pola asuh apa yang sekiranya cocok dengan karakter anak.
Sayangnya, tak banyak orang tua tahu bahwa jenis pola asuh yang dijalaninya bukanlah pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan anaknya. Akibatnya, pertumbuhan kepribadian anak pun ikut terdampak.
Jenis pola asuh sendiri memang banyak jenisnya. Kenali satu persatu macam-macam tipe parenting yang sudah Bubun rangkumkan berikut ini untuk diterapkan pada anak di rumah.
Apa itu pola asuh anak?
Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk mendidik, membentuk, dan mendisiplinkan anak sesuai dengan nilai yang berlaku di kehidupan masyarakat.
Hal ini juga serupa dengan yang disampaikan dalam laman American Psychological Association (APA), yakni pola asuh atau parenting adalah proses yang dilakukan orang tua dalam mengasuh dan mendidik perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak sedari kecil hingga remaja.
BACA JUGA:Desain Gagah dan Sporty, Inilah 4 Motor Listrik Terbaik 2024, Nomor 1 Mirip Nmax
Jenis-jenis pola asuh anak dan dampaknya
Dilansir Baby Chick, berikut 16 macam-macam pola asuh anak beserta dampak bagi perkembangan kepribadiannya.
1. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah gaya mengasuh orang tua yang cukup baik dalam membangun komunikasi dengan anak. Tipe pola asuh ini mengajarkan perilaku menuntut pada anak, tetapi juga memperhatikan respon yang diberikan Si Kecil.
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini bersikap untuk selalu memahami perasaan anak atas segala hal yang dilewatinya. Oleh sebab itu, pengelolaan emosi anak akan lebih terstruktur di bawah asuhan ini.
Meskipun pola asuh otoritatif masih memberikan tuntutan ekspektasi kepada anaknya, orang tua ini juga masih menerapkan sikap realistis. Sehingga, anak-anak tidak dituntut untuk menghindari kesalahan.
Selain itu, orang tua otoritatif juga ikut memantau perkembangan anak dalam bersikap sehari-hari. Mereka akan bersikap terbuka terhadap diskusi dalam menghadapi masalah, daripada memberikan hukuman.