Sekolah Ramah Guru dan Tenaga Kependidikan
Kita sering mendengar istilah sekolah ramah anak. Bahkan ada sekolah-sekolah tertentu yang mendapatkan pelatihan serta dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). --
Koranlapos.com - Kita sering mendengar istilah sekolah ramah anak. Bahkan ada sekolah-sekolah tertentu yang mendapatkan pelatihan serta dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA).
Sesuai Namanya, sekolah ramah anak harus benar-benar ramah kepada anak, khususnya peserta didik. Mulai dari lingkungan, sarana-prasarana, layanan guru dan tenaga kependidikan, serta proses pembelajaran. Tujuannya agar anak bisa aman dan nyaman belajar, terlindungi, bebas dari rasa takut. Sekolah menjadi lingkungan yang inklusif bagi setiap peserta didik.
Hal tersebut tentunya hal yang baik dan perlu didukung. Walau demikian, menurut saya, sekolah bukan hanya harus ramah terhadap anak (peserta didik), tetapi juga terhadap guru dan tenaga kependidikan.
Mengapa demikian? Karena guru dan tenaga kependidikan adalah ujung tombak layanan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Bagaimana model sekolah yang ramah terhadap guru dan tenaga kependidikan?
Pada dasarnya sama saja dengan keramahan yang diperlukan oleh peserta didik. Guru dan tenaga kependidikan memerlukan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Sarana dan prasarana pendukung kerja terpenuhi, terlindungi, bebas dari rasa tertekan dan rasa takut, bebas dari kebijakan yang menekan dan mengancam mereka.
Intinya, sekolah ramah guru dan tenaga kependidikan adalah sekolah yang mampu memberikan mereka kesejahteraan lahir dan batin bagi mereka.