Kata Jefri: OTT Bukan Sekadar Tangkap, Tapi Sinyal Peringatan

Pengamat Lahat Jefri Barbara-Koranlapos.com-
KORANLAPOS.COM - Lahat tidak benar-benar tenang. Di balik ademnya dan sejuknya udara Bukit Serelo, aroma tak sedap tercium. Apalagi setelah OTT Kejaksaan menyentuh satu lembaga yang mestinya menjadi wadah silaturahmi: Forum Kepala Desa.
Tiba-tiba nama Forum itu mencuat. Bukan karena prestasi. Tapi karena dua pengurusnya Ketua dan Bendahara ditetapkan sebagai tersangka. Dana desa jadi soal.
Di tengah riuh kabar itu, suara publik muncul. Salah satunya dari Pengamat Sosial Kabupaten Lahat, Jefri Barbara. Sosok yang dikenal tenang, tapi jika bicara, nadanya tajam.
"Sebenarnya, soal forum-forum itu kan sudah ada wadah resminya: Asosiasi Perangkat Desa?" katanya membuka percakapan santai yang mulai serius.
Jefri paham betul bahwa keberadaan forum tidak serta-merta keliru. Tapi ini besar semuanya tergantung niat.
"Kalau tujuannya sekadar koordinasi, ya bagus. Tapi kalau untuk mengumpulkan dana, apalagi dari APBDes, ya ini sudah masuk wilayah rawan." tuturnya.
Ia menyebut OTT bukan sekadar kejutan. “Aparat tupoksi jelas, tidak mungkin main ‘goyuk-goyuk’ langsung sambar. Mereka pasti sudah pantau lama. Ada informasi, ditelaah, dikaji, baru gerak.” sebutnya.
Nada bicaranya datar. Tapi maknanya dalam. “Di sistem pemerintahan itu tidak mungkin semuanya baik-baik saja. Mesti ada pengawasan. Duit negara itu harus jelas. Dikelola sesuai aturan.”
BACA JUGA:OTT Dana Desa di Lahat, Ketua dan Bendahara Forum Kades Jadi Tersangka
Ia juga menanggapi reaksi beberapa pihak yang menganggap OTT itu berlebihan. “Kita ini kadang lupa, kalau aparat hukum punya jalur kerja sendiri. Mereka tidak sembarang tangkap. Ada proses, ada bukti.”
Jefri menutup dengan kalimat yang mungkin seharusnya jadi pelajaran kolektif. “Yang penting, jangan sampai anggaran yang seharusnya untuk rakyat, malah mampir ke dompet yang salah, masyarakat kena imbas,”
Suara seperti Jefri adalah pengingat. Bahwa di luar ruang penyidikan dan pengadilan, ada nurani publik yang masih bekerja. Ia tidak berseragam. Tapi punya mata yang awas.