Serangan Dompet

--
Waktu itu Iran menyerang Israel sebagai balasan atas serangan jarak jauh Israel. Anda masih ingat serangan itu menewaskan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas. Haniyeh dibunuh bersama seorang pengawal pribadinya di sebuah penginapan militer saat menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian di Teheran. Iran seperti ditabok kotoran di wajahnya. Tapi serangan balasannya berhasil ditangkis payung pertahanan Israel.
Sebenarnya serangan Iran Sabtu malam tidak sama benar dengan yang tahun lalu. Iran sudah belajar dari kegagalan itu. Tahun lalu Iran menyasar pangkalan-pangkalan militer Israel. Sasaran seperti itu terlindungi ketat oleh ''payung'' keamanan. Senjata apa pun yang menyasar objek seperti itu akan ditangkis dengan canggih.
Sabtu malam lalu Iran benar-benar beda: menyasar apa saja, pokoknya di wilayah Israel. Hasilnya juga beda. Banyak roket Iran yang tidak berhasil ditangkis payung keamanan Israel. "Serangan ini baru akan berhenti kalau Israel menghentikan serangan ke Iran," ujar Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi. "Begitu Israel menghentikan serangan otomatis Iran berhenti menyerang," tambahnya.
Memang negara-negara tetangga Iran sangat khawatir atas perang antar rudal jarak jauh itu. Qatar, Dubai, Oman adalah 'penguasa' bisnis penerbangan internasional di kawasan itu. Jalur penerbangan mereka sangat terganggu: takut kena rudal nyasar.
Kenapa Israel menyerang dompet Iran bernama South Pars?
Menurut Israel dompet itu penuh dengan uang –sumber kekuatan pendanaan militer dan nuklir Iran. Bentuk dompet itu berupa instalasi gas alam raksasa di lepas pantai Iran. Tepatnya di selat Hormuz. Selat ini memisahkan Iran dan Qatar.
Saya pernah ke instalasi gas Iran itu. Waktu itu saya ingin membeli gas yang sangat murah dari Iran –agar kerugian PLN cepat menjadi laba. Tapi Anda sudah tahu: kita takut pada sanksi Amerika.