Saat pembangunan dimulai, ahli konstruksi dari Jepang dalam proyek pembangunan Jembatan Ampera, ahli konstruksi tersebut membantu perancangan dan pembangunan Jembatan Ampera.
Jembatan Ampera mulai dibangun pada April 1962. Peresmian Jembatan Ampera juga diperkuat dengan pernyataan dari Kementerian PUPR pada buklet disebut.
Tanggal 10 November 1965 Jembatan ini diresmikan oleh Gubernur Sumsel, Brigjen Abu Jazid Bastomi.
Pada buku 223 halaman yang ditulis Dedi Irwanto Muhammad Santun, disebut peresmian Jembatan Ampera berlangsung pada tanggal 10 November 1965, bukan tanggal 30 September 1965.
BACA JUGA:Tekan Angka Stunting di Lahat, Kepala OPD Bakal Diangkat Jadi Bapak Asuh
Gubernur Abu Jazid Bastomi mengatakan, jika rakyat Sumatera Selatan telah menerima hadiah di Hari Pahlawan dari Bung Karno.
Sebagai bentuk apresiasi masyarakat Palembang kepada Presiden Soekarno, Jembatan Ampera awalnya dinamai Jembatan Bung Karno.
Namun, Presiden Soekarno tidak berkenan terutama serta pergolakan politik pada tahun 1966.NPada tahun tersebut, gerakan anti-Soekarno sangat kuat.
Sehingga, jembatan yang berdiri di Sungai Musi ini diberi nama Jembatan Ampera. Penamaan tersebut memiliki makna amanat penderitaan rakyat, Ampera, yang pernah menjadi slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960-an.
Jembatan Ampera sempat menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Selain itu, Jembatan Ampera menjadi jembatan dengan teknologi yang canggih pada masanya.
BACA JUGA:Fauzan Cek Pelayanan dan Sarana Prasarana di RSUD Empat Lawang, Ini Katanya
Hal ini dikarenakan bagian tengah jembatan dapat diangkat ke atas agar tiang kapal yang melalui bagian bawahnya tidak tersangkut oleh badan jembatan.
Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis dan dua bandul pemberat yang masing-masing memiliki berat berkisar 500 ton.
Peralatan dan bandul tersebut terletak di dua menaranya, kecepatan angkat yang mampu dicapai adalah 10 meter per menit, sehingga total waktu untuk mengangkat seluruh bagian tengah jembatan adalah 30 menit.
Namun, mekanisme mulai dinonaktifkan sejak tahun 1970. Hal ini dikarenakan waktu untuk mengangkat bagian tengah jembatan ini terlalu lama dan dapat mengganggu arus lalu lintas.
Selain itu, kapal-kapal besar sudah tidak melalui Sungai Musi. Pada tahun 1990, dua bandul pemberat untuk menaik-turunkan bagian tengah jembatan dibongkar.