Petani Kopi Harapkan Berbuah Lebat
--
LAPOS, Empat Lawang - Sejumlah Petani Kopi di Kabupaten Empat Lawang, tidak begitu menikmati hasil panen buah kopi tahun ini.
Hal ini dikarenakan buah kopi tidak terlalu banyak berbuah. Padahal harga jual kopi tersebut cukup tinggi.
Salah seorang petani kopi asal Kecamatan Pendopo Apan, bercerita jika biji kopi kualitasnya tidak terlalu bagus seperti biji kopi gledekan (biji dari buah kopi yang baru dipetik lalu langsung digiling) harga jualnya cenderung turun.
"Kalau kawo gledek 43 sekarang tapi kalau kopi kering dan bagus bisa sampai 44, 45," katanya.
Walau harga biji kopi mahal lanjut Apan, dirinya mengaku, tidak terasa bagi dirinya sebab pohon kopi di kebun miliknya buahnya tidak terlalu banyak.
Hal ini terjadi karena mayoritas pohon kopi di kebunnya sudah tua, jadi buahnya tidak lebat. Walaupun harganya mahal karena buahnya sedikit tetap saja hasil jual panen tidak sepadan, karena hasil tersebut tidak sesuai dengan modal yang ia keluarkan.
"Walaupun mahal tetap macet yang saya rasakan, sebab pohon kopi saya kan banyak yang lama atau tua, hasil buahnya tidak sesuai dengan modal yang saya dikeluarkan seperti untuk pupuk dan racun," ujarnya.
Selain itu untuk pohon kopi baru atau yang usianya relatif masih muda menurutnya tidak terlalu lebat buahnya.
"Kalau kawo budak berbuah sedang saja, tapi memang iya lebih banyak atau lebih lebat dari kawo tuo," ungkapnya.
Baginya walaupun harga kopi tahun ini melambung tinggi hal tersebut tidak terasa berbeda padanya sebab buah kopi di kebun miliknya tidak banyak.
Oetani kopi lainnya Zul, mengatakan walau harga jual biji kopi robusta saat ini tinggi, hal tersebut tidak sepadan dengan harga sembako yang saat ini juga naik.
"Lihat saja harga beras sekarang sudah ada yang sampai Rp 16.500, bahkan ada yang Rp 17 ribu, gula sudah sampai 18 sekarang," katanya.
Menurutnya walaupun harga biji kopi saat melambung tinggi, hal itu belum bisa membuatnya bisa membeli barang-barang lain di luar kebutuhan pokok.
"Boro-boro beli barang yang lain kebutuhan sehari-hari saja masih belum tercukupi maksimal, belum lagi buah kopi sekarang cenderung macet, buahnya sedikit," keluhnya. (smt)