Buku “Menjadi Manusia Bernilai” Karya Oktaria Saputra Hadirkan Refleksi Kepemimpinan dan Integritas
Buku “Menjadi Manusia Bernilai” Karya Oktaria Saputra Hadirkan Refleksi Kepemimpinan dan Integritas di Tengah Krisis Teladan.--
Buku “Menjadi Manusia Bernilai” Karya Oktaria Saputra Hadirkan Refleksi Kepemimpinan dan Integritas di Tengah Krisis Teladan
LAHAT POS - Di tengah maraknya krisis keteladanan dan pergeseran nilai moral di ruang publik, penulis muda asal Sumatera Selatan, Oktaria Saputra, meluncurkan buku berjudul Menjadi Manusia Bernilai: Refleksi Kepemimpinan, Integritas, dan Masa Depan Bangsa. Buku ini diterbitkan oleh Haura Utama dan telah resmi terdaftar dengan ISBN: 978-634-208-410-6.
Karya setebal 60 halaman ini menjadi ajakan moral bagi pembaca untuk kembali menegakkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan pengabdian dalam kehidupan pribadi maupun kepemimpinan. Oktaria menulis buku ini sebagai bentuk refleksi dari keprihatinan terhadap menurunnya integritas di berbagai lini kehidupan bangsa.
Dalam kata pengantar, Dr. Ir. Akbar Tandjung, tokoh nasional sekaligus mantan Ketua DPR RI, menyebut buku ini sebagai bacaan penting bagi generasi muda Indonesia. Ia menegaskan bahwa keberanian tanpa nilai dapat membawa bangsa ke jurang kehancuran, tetapi keberanian yang berakar pada nilai akan melahirkan perubahan yang sejati.
Melalui sebelas bab yang tersusun secara reflektif, Oktaria mengupas perjalanan manusia dalam menemukan makna hidup dan kepemimpinan. Bab awal seperti Dunia Ini Tak Layak Diperjuangkan Mati-Matian dan Kegagalan yang Membentuk Keutuhan menekankan bahwa kekuatan sejati manusia lahir dari kejujuran dan kemampuan bangkit dari kegagalan.
Pada bagian kedua, buku ini menyoroti dimensi kepemimpinan yang berbasis nilai. Oktaria menulis bahwa kepemimpinan sejati tidak pernah netral nilai, dan pemimpin yang berintegritas justru dibentuk dalam kesunyian, bukan di bawah sorotan kamera. Ia juga mengingatkan bahwa kekuasaan adalah ujian moral terbesar yang menyingkap siapa yang benar-benar berpegang pada integritas.
Bagian akhir buku mengaitkan kepemimpinan pribadi dengan kesadaran kebangsaan. Oktaria menegaskan bahwa bangsa yang besar lahir dari manusia yang utuh, bukan semata dari pembangunan fisik. Ia mengajak generasi muda untuk menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, menjaga akar budaya, serta menegakkan nilai agama dan moral sebagai fondasi bangsa.
Dalam penutupnya, Oktaria menulis pesan yang kuat dan berwibawa: “Dunia tidak membutuhkan lebih banyak orang yang sekadar sukses, tetapi lebih banyak manusia bernilai yang menjaga integritas dan menyalakan cahaya di tengah kegelapan.”
Buku Menjadi Manusia Bernilai merupakan karya reflektif yang memadukan kedalaman spiritual, ketajaman moral, dan kepekaan sosial. Karya ini menjadi suara nurani bagi bangsa yang tengah mencari arah baru di tengah derasnya arus pragmatisme.