Dahlan Iskan Di Mata Orang Aceh

(Foto: Dahlan Iskan di Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu)--
Sepengetahuan saya, Dahlan tidak pernah menolak setiap undangan ke Aceh, bahkan ketika harus memenuhi undangan AIF itu ia bersedia menyesuaikan dengan kesibukan dan jadwal lainnya di luar negeri.
Suatu waktu di hadapan anak muda Aceh Barat, kala masih jadi menteri, Dahlan mengaku selalu menceritakan Aceh di forum luar negeri.
"Setiap saya melakukan kunjungan kerja sampai ke luar negeri, Aceh saya ceritakan dan selalu menjadi salah satu daerah percontohan keberhasilan proyek BUMN di Indonesia,"
Setiap kali saya terhubung dengan Dahlan, ia bertanya keadaan Aceh. Terakhir kali ia meneruskan sebuah pesan tentang Thai canal atau Terusan Kra, analisis geopolitik dan Aceh.
Saya jadi teringat Teuku Mahfud, di PIN Komputer miliknya, sembari menunggu hard disk terisi penuh, kami mendiskusikan hal itu, delapan belas tahun lalu.
"Dulu pasca tsunami, imaginasinya seperti itu, Abah. Terusan Kra bisa memberikan dampak positif untuk Aceh. Tetapi kita sadar kemajuan bukan hanya sekadar berada dalam jalur maritim. Lagi-lagi dibutuhkan kepemimpinan semacam "Deng Xiaoping" kecil, tapi versi bersyariat dan pro dengan moderenisasi."
"Saya setuju dengan Anda".
Seminggu ini banyak yang bertanya, informasi tersebar di media: Dahlan Iskan tersangka, yang nyatanya belum ada keterangan resmi. Di negara hukum, langkah-langkah penegakan hukum mesti dihormati. Selain adanya kewajiban penegak hukum untuk melindung hak-hak seluruh pihak, sebagaimana makna due process of law yang kita pahami.