Serba Utara

--

Oleh: Dahlan Iskan

Rabu 09-07-2025

 

(Bersama pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Chamber of Commerce of Western Australia di Tempatan Bay, Perth, 8 Juli 2025)

 

Anda sudah terbiasa memandang ke utara. Pun saya. Singapura di utara. Jepang di utara. Korea Selatan di utara. Sekarang Tiongkok juga di utara. Ke Eropa Anda harus agak ke utara. Demikian juga ke Amerika dan Kanada.

 

Itu akibat kenyataan bahwa kemajuan selalu ada di utara. Australia pernah jengkel dengan frame serba utara itu. Seolah yang di selatan itu hanya seperti bagian bawah dunia. Hanya seperti halaman belakang. Apa lagi ada framing: laut selatan hanya berisi nenek sihir.

 

Suatu saat saya ke Australia Barat. Ke Perth. Bertemu perdana menteri negara bagian itu --namanya pun sudah lupa. Yang tidak akan lupa adalah kantornya. Utamanya di lobinya. Di situ, di salah satu dindingnya, terpasang peta dunia. Menarik. Atraktif. Peta itu dipasang terbalik. Dengan demikian letak Australia berada di bagian atas dunia!

 

Yang juga menarik: teks yang tertulis di bawah peta itu. Teksnya tidak terbalik. Dengan mudah terbaca kalimat yang menggelitik: tidak lagi di bagian bawah!

 

Itu, bagi saya, tidak sekadar peta yang terbalik. Bukan pula hanya sebuah humor. Itu mewakili sebuah perasaan dari sebuah wilayah yang diperlakukan tidak adik. Pemasangan peta dengan cara seperti itu adalah bentuk protes. Bentuk ketidak terimaan akan nasib.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan