Ini Dia Alasan Timur Tengah Menjadi Ladang Minyak Bumi Terbesar di Indonesia

Ilustrasi timur tengah ladang minyak bumi. Sumber foto: edcent. Id-Yni/Lapos-
Lahat Pos - Kamu penasaran gak sih? Kenapa ya banyak negara-negara Arab memiliki banyak minyak bumi? Ada yang tau gak kenapa?
Banyak negara-negara Timur Tengah seperti Iran, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, dan lainnya memiliki sekitar 48% cadangan minyak dunia dan 38% cadangan gas alam.
Padahal luas wilayahnya hanya 5,1 juta km persegi atau sekitar 3,4% dari permukaan bumi. Bahkan 5 dari 10 penghasil minyak terbanyak di dunia saat ini berada di kawasan Timur Tengah.
Bahkan mereka bertanggung jawab atas produksi 26% minyak dunia. Yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa ya banyak negara Timur Tengah memiliki banyak minyak bumi?
BACA JUGA:Honda Prispect Motor Luncurkan Honda E:N1 Versi Listrik
BACA JUGA:Perkuat Sinergisitas, Jelang Operasi Pekat Musi
Berdasarkan sejarah dari zaman Paleozoikum atau sekitar 541 juta tahun yang lalu, negara-negara Timur Tengah merupakan tempat terjadinya sedimentasi permukaan laut.
Seiring berjalannya waktu, mikroorganisme dan spesies laut juga berevolusi dan berdiversifikasi dengan cepat. Hal tersebut dapat memperkaya sedimen laut dengan karbon organik yang diperlukan untuk pembentukan hidrokarbon.
Hidrokarbon merupakan komponen utama dalam berbagai jenis bahan bakar seperti bensin, propana, minyak tanah, dan solar. Hidrokarbon juga merupakan bahan utama dalam bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak, dan batu bara.
Selain itu, ada syarat-syarat tertentu agar suatu wilayah dapat menghasilkan minyak bumi. Misalnya, wilayahnya harus mempunyai cekungan yang digunakan sebagai tempat sedimen-sedimen diendapkan.
Di Timur Tengah, bentuk cekungan yang ada cukup stabil, besar, lebar, dan memiliki umur geologi yang cukup tua. Hasilnya, sedimen yang diendapkan cukup tebal dan luas sehingga berpotensi menyimpan banyak minyak bumi.
Wah, ternyata itu ya alasannya. Sudah paham kan? (*)