Lahat Pos - Bagi anak kelahiran tabun 80 an dan 90 an, tentu tidak asing lagi dengan Egran. Yang merupakan permainan tradisional yang menjadi primadona pada masanya.
Diberbagai daerah, egran memiliki nama yang lain, sebut saja Bandung menyebutnya jajangkungan, di Lampung, permainan egrang disebut rompang pancung.
BACA JUGA:Penutupan Pendaftaran CPNS. Simak Link Simulasi BKN dan Cara Daftarnya
Sementara di Sumatera Barat, dikenal dengan nama tengkak atau pincang. Di Bengkulu, disebut ingkau atau sepatu bambu, dan di Kalimantan Barat, dinamakan batungkau.
Anak-anak pada zaman dulu sangat akrab bermain dengan yang namanya egran, yang sangat menyenangkan dan menyehatkan.
Saling bantu untuk bisa berjalan lancar. Bila ada yang jatuh, sigap ulurkan tangan agar bisa berdiri lagi. Kini, permainan itu terancam punah, jangankan memainkannya. Mendengar namanya saja, anak-anak mengerngitkan dahi.
Padahal, permainan tradisional ini berkembang dan populer di era tahun 1900-an. Permainan yang satu ini memiliki makna mendalam dan banyak manfaatnya.
BACA JUGA:Mengintip 5 Manfaat Minum Kopi Hitam Tanpa Gula
Selain mengasah keberanian, ketekunan, dan kesabaran, juga melatih kekuatan dan keseimbangan fisik.
Selanjutnya, mengandung nilai-nilai seperti sportifitas dan kerja keras. Nilai sportifitas itu tercermin pada pemain yang bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Dan pemain juga tidak berbuat curang selama permainan berlangsung. Sementara itu, nilai kerja keras tampak dari semangat pemain yang berusaha agar bisa berjalan dengan cepat dan stabil hingga sampai ke tempat yang sudah ditentukan.
Meskipun permainan egrang termasuk ke dalam olahraga tradisional, namun belum bisa diperlombakan sebagai salah satu cabang olahraga bersekala nasional ataupun internasional.
Egrang hanya dapat diperlombakan sebagai olahraga permainan untuk bersenang-senang di daerah tertentu saja.
BACA JUGA:3 Bahasa Tubuh Seseorang yang Menunjukkan Kurang Kasih Sayang Orang Tua
Cara memainkannya cukup sederhana. Hanya dengan menaiki tongkat bambu, kemudian pemainnya harus berjalan dengan menggunakan kaki egrang.