Lahat Pos - Wow! Jika Indonesia memiliki siang dan malam, tapi negara yang sering dijuluki "tanpa Matahari" seperti Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Rusia bagian utara tidak memiliki malam. Yuk simak penjelasannya.
Di wilayah ini, selama musim dingin, terjadi fenomena yang disebut polar night, di mana Matahari tidak terbit selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun, selama musim panas, terjadi fenomena sebaliknya yang disebut midnight sun, di mana Matahari tidak pernah terbenam selama periode yang sama.
Fenomena matahari tengah malam disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi. Bumi miring sekitar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Karena kemiringan ini, pada waktu tertentu dalam setahun, kutub utara atau kutub selatan Bumi akan miring ke arah Matahari, sementara kutub yang lain menjauh dari Matahari.
Selama musim panas di belahan Bumi utara, wilayah-wilayah di sekitar Lingkar Arktik (seperti Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Rusia bagian utara) menerima sinar Matahari sepanjang hari. Ini terjadi karena sumbu Bumi yang miring menyebabkan Matahari tidak pernah benar-benar terbenam di wilayah-wilayah ini selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Sebaliknya, pada musim dingin, daerah ini akan mengalami *polar night*, di mana Matahari tidak terbit sama sekali.
Fenomena "Matahari Tengah Malam" paling jelas terlihat di wilayah yang terletak di atas Lingkar Arktik, yakni sekitar 66,5 derajat lintang utara. Semakin dekat suatu tempat ke kutub utara, semakin lama periode "Matahari Tengah Malam" berlangsung. Di Svalbard, Norwegia, misalnya, fenomena ini bisa terjadi selama hampir empat bulan penuh, dari akhir April hingga akhir Agustus.
Jadi, "Matahari Tengah Malam" terjadi karena kombinasi dari kemiringan sumbu Bumi dan posisi wilayah tersebut dalam kaitannya dengan Lingkar Arktik, yang menyebabkan Matahari tidak pernah terbenam selama musim panas.