Judulnya sudah tidak kelihatan. Buku itu sudah dilapisi plastik berlapis –rupanya agar tidak lebih hancur. Saya pun membukanya dengan hati-hati. Ternyata itu buku petunjuk teknis salat –dalam bahasa Mandarin. Bacaan-bacaan salatnya disertai huruf Arab.
Di bagian awal buku itu ada petunjuk teknis yang lebih umum: bagaimana menghadapi pertanyaan-pertanyaan malaikat dalam ujian setelah mati nanti. Beda dengan ujian di sekolah, bunyi pertanyaan yang alam akhirat itu sudah dibocorkan oleh buku itu. Mereka yang bisa menjawab barulah boleh masuk pintu gerbang surga.
Di Tiongkok mereka juga harus menghafal pertanyaan itu. Juga harus menghafal jawabnya. Saya sudah hafal sejak sebelum masuk SD –diajarkan di masjid-masjid. Apakah berarti saya pasti masuk surga? Belum tentu. Ada satu pertanyaan yang saya terlupa.
Pertanyaan No 1 mudah.
Saya baca bahasa Arabnya di sebelahnya: man rabbuka?
Ada jawabnya di bawahnya: Allah.
Total ada enam pertanyaan dan enam kunci jawaban di buku itu. Waktu kecil saya hanya diajari lima pertanyaan dengan lima jawaban. Baru di masjid Tiongkok ini saya tahu –dari buku lungset itu– ada enam pertanyaan.
Atau saya yang sudah lupa? Atau saya lagi main-main kuku saat ustaz mengajarkannya?
Pertanyaan yang saya lupa itu adalah: 我麦呢伊吗目开?
Awalnya saya pusing membacanya. Saya bisa membaca tiap hurufnya, tapi kalau diartikan tidak menjadi kalimat yang bisa dipahami. Tanyalah Wilwa yang begitu jago Mandarin. Wilwa akan pusing menjawab: apa artinya.
Lalu saya baca pertanyaan itu dalam bahasa Arabnya. Oh, bunyinya: wa man imamuka? Artinya Anda sudah tahu: siapa imam kamu?
Berarti tulisan mandarin tadi bukan bahasa mandarin. Tulisannya mandarin tapi bunyinya mirip "wa man imamuka". Kalau tulisan mandarin itu dibunyikan satu per satu bunyinya begini: wo mai ne yi ma mu kai? Bukankah bunyi itu agak mirip "wa man imamuka".
Anda pun ingat pelajaran di pondok pesantren: yang tulisannya huruf Arab tapi bunyinya bahasa Jawa.
Atas pertanyaan itu ada bocoran jawabannya: imam saya adalah
我的伊吗目是夫勒儿嘎奴. Artinya, imam saya Al Furqan.
Berkali-kali saya ulangi pertanyaan dan jawaban itu. Sekalian menambah kosa-kata bahasa mandarin yang masih terbatas. Siapa tahu pertanyaan malaikat di sana nanti juga diajukan dalam bahasa mandarin.