Ternyata Antartika Memiliki Kondisi Udara Paling Bersih di Dunia, Ini Penjelasannya

Ilustrasi samudra antartika. Sumber foto instagram-Yni/Lapos-

Akhirnya, risiko masalah jantung bisa meningkat. Nah, studi terbaru dari Rumah Sakit Universitas Nasional Gyeongbok, Korea Selatan menunjukkan bahwa mengurangi garam dalam makanan dapat mengurangi risiko penyakit jantung tertentu hingga lebih dari 10%.

Jika kita mengurangi jumlah garam dalam makanan secara perlahan selama beberapa minggu, indera perasa kita dapat beradaptasi seiring dengan perubahan tersebut, sehingga persepsi kita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan garam yang lebih sedikit.

Cara lain untuk mengurangi konsumsi garam adalah dengan berahli kegilingan lebih halus dan hanya menambahkan garam pada bagian luar makanan.

Ini membuat garam larut dan memenuhi selera lebih cepat, sehingga kita mendapatkan rasa garam yang lebih kuat dengan lebih sedikit garam.

Ingat ya kalau 75% garam yang kita makan berasal dari makanan olahan dan kemasan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penggunaan garam sebagai pengawet yang membantu memperpanjang umur simpan makanan.

Oh iya, perlu melihat kandungan natrium dalam label makanan. Dengan ini, akan lebih teliti dan bijak dalam mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Yuk mulai sekarang, kurangi konsumsi garamnya ya. (*)

 

Baca juga berita:

Waspada! Penyakit Tulang Kaca Yang Sangat Berbahaya Buat Tulang Rapuh

 

Koranlapos.com - Di sukabumi, ada seseorang yang mengalami penyakit langka, yaitu penyakit tulang kaca. Wah penyakit apa tuh? Kira-kira penyebabnya apa ya?

Penyakit tulang kaca atau dengan nama ilmiahnya Osteogenesis Imperfecta adalah gangguan pada struktur tulang yang menyebabkan tulang mudah rusak walaupun hanya dengan tabrakan ringan dengan benda-benda sekitar. Bahkan tulang bisa retak hanya karena rasa trauma yang dialami oleh korban.

Dengan kondisi tersebut, dapat dikatakan juga sebagai penyakit tulang rapuh dan juga dikenal sebagai penyakit tulang kaca. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu film berjudul Glass, di mana tokoh utamanya yaitu Mr. Glass mengalami suatu penyakit aneh di mana tulangnya menjadi sangat rapuh.

Selain memiliki tulang yang mudah patah, pengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta juga memiliki otot dan sendi yang lemah dan juga seringkali mengalami kelainan tulang sehingga rata-rata pengidap penyakit tersebut memiliki tubuh yang pendek, pembengkokan tulang panjang, dan lain sebagainya.

Penderita Osteogenesis Imperfecta dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti gigi yang mudah rapuh, kaki dan lengan mengalami pembengkokan, kurva luar yang tidak normal pada tulang belakang, sering mengalami masalah penapasan, cacat jantung, dan lain sebagainya.

Tag
Share