Meski Tersepi! Ternyata Kota Subulussalam Simpan Kekayaan Budaya, Wisata

Kota Tersepi Namun Menyimpan Kekayaan Budaya-Koranlapos.com-

Koranlapos.com - Kota Subulussalam, yang terletak di Provinsi Aceh, merupakan contoh menarik dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2007, Subulussalam kini berdiri sebagai kota yang memiliki potensi besar dalam hal wisata, sejarah, dan budaya.

Luas wilayah Kota Subulussalam mencapai 1.391 kilometer persegi dan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara di utara, Kabupaten Aceh Singkil di selatan, Kabupaten Aceh Selatan di timur, serta Provinsi Sumatera Utara di barat.

Demografi dan Struktur Administratif ;

Kota Subulussalam terbagi menjadi lima kecamatan, yakni Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan Daulat, dan Longkib. Menurut data tahun 2020, jumlah penduduk kota ini adalah 90.751 jiwa, dengan 46.065 laki-laki dan 44.686 perempuan.

Dari lima kecamatan tersebut, Sultan Daulat adalah yang memiliki luas wilayah terbesar, sementara Penanggalan merupakan kecamatan terkecil dengan luas 93 kilometer persegi.

Struktur administratif ini membagi kota menjadi beberapa daerah yang masing-masing memiliki karakteristik dan potensi wisata yang unik.

1. Asal Nama Kota Subulussalam

Nama Subulussalam berasal dari Bahasa Arab yang berarti "jalan menuju kedamaian atau kesejahteraan." Nama ini diberikan oleh ulama kharismatik sekaligus Gubernur Aceh pada masanya, almarhum Prof. Ali Hasyimi. Pemberian nama ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga mencerminkan harapan agar kota ini dapat menjadi pusat ibadah dan kedamaian.

Almarhum Prof. Ali Hasyimi dikenal sebagai sosok yang sangat memerhatikan aspek spiritual dan sosial masyarakat Aceh, dan penamaan kota ini adalah salah satu cara beliau untuk meninggalkan warisan yang bernilai.

2. Kompleks Makam Syekh Hamzah Fansyuri

Syekh Hamzah Fansyuri adalah seorang ulama besar dan pujangga Aceh yang diperkirakan hidup pada abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Beliau dikenal karena kontribusinya dalam dunia keagamaan dan sastra.

Makam Syekh Hamzah Fansyuri terletak di Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Subulussalam. Makam ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir seorang ulama terkemuka, tetapi juga merupakan destinasi penting bagi wisata religi.

BACA JUGA:Kalian Harus Tahu! Ada 5 Kota Tersepi di Indonesia, Cek Fakta Menariknya

Batu nisan di makam ini berbentuk segi enam dengan tinggi 90 cm, dan bagian atas nisan dihiasi dengan bulan yang berdiameter 120 cm. Pada tahun 2013, Syekh Hamzah Fansyuri dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam budaya dan agama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan