Harmoni Kesehatan dan Teknologi: Strategi Digital Dinkes Lahat Menyapa Masyarakat

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lahat Aiwa Marlina SKM MM--

KORANLAPOS.COM - Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di Kabupaten Lahat kini semakin mengandalkan pendekatan digital. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, Aiwa Marlina SKM MM menegaskan pemanfaatan media sosial menjadi salah satu strategi efektif dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat.

“P2P sekarang sudah pakai media sosial. Kami memiliki akun resmi Instagram, YouTube, dan platform lain yang digunakan untuk menyebarkan informasi terkait penyakit menular maupun tidak menular, serta isu kesehatan terkini,” ujar Aiwa saat ditemui di Dinas Kesahatan Lahat.

Menurutnya, penggunaan media sosial menjadi jalan keluar yang dinilai lebih cepat dan menjangkau masyarakat luas. “Dengan media sosial, informasi bisa langsung sampai ke masyarakat,” katanya.

Selain edukasi kesehatan umum, Dinkes Lahat juga memanfaatkan kanal digital untuk merespons isu tertentu seperti vaksin rabies. Aiwa menegaskan vaksin rabies itu gratis. “Kami sudah melakukan audit di puskesmas untuk memastikan layanan vaksin rabies benar-benar sesuai aturan,” ujarnya.

Tak hanya rabies, perhatian serius juga diberikan terhadap penyakit campak, TB, HIV, diabetes, hingga ISPA. Aiwa menyebutkan, kasus campak di beberapa daerah menjadi pengingat pentingnya imunisasi. “Di tingkat nasional ada beberapa wilayah yang terdampak. Lahat harus belajar dari situ. Imunisasi rutin menjadi prioritas kami,” katanya.

BACA JUGA:Pendidikan Berbasis Motivasi Dimulai dari SMKN 1 Lahat

BACA JUGA:Lahat Menjawab Salam Pramuka

Ia menambahkan, capaian imunisasi Kabupaten Lahat selama ini masuk dalam 10 besar nasional. Namun, ia mengingatkan agar data capaian tidak hanya berhenti di angka. “Kenyataannya di lapangan harus sesuai. Jangan hanya sekadar laporan, tapi benar-benar dijalankan di puskesmas,” tegasnya.

Sumber daya manusia (SDM) juga menjadi tantangan. Aiwa berharap pola lama dapat berubah semakin lebih baik terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Pelayanan kesehatan adalah wajah pemerintah di mata masyarakat. Kita harus berubah, lebih ramah, lebih ikhlas dalam melayani,” ujarnya.

Pengalaman Aiwa bekerja di sektor swasta turut menjadi pembelajaran. Menurutnya, disiplin pelayanan, termasuk sikap ramah dan senyum kepada pasien, perlu diterapkan secara konsisten di layanan kesehatan pemerintah. 

“Di swasta, jika pelayanan tidak baik bisa langsung mendapat teguran keras. Saya kira budaya seperti itu juga penting untuk kita terapkan,” kata Aiwa.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas ASN di sektor kesehatan. Kasus pelanggaran prosedur, termasuk pelayanan medis di luar kewenangan tenaga kesehatan tertentu, harus dicegah. “Apapun bentuknya, semua harus dijalankan sesuai SOP. Niat baik saja tidak cukup kalau melanggar SOP,” tuturnya.

Ke depan, Dinkes Lahat akan terus memperkuat peran puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan. Pemanfaatan teknologi digital, pemantauan rutin melalui Zoom, serta fasilitasi pengaduan masyarakat diharapkan dapat mempercepat respon terhadap masalah kesehatan.

“Pesan saya sederhana: ayo berubah. Jangan terjebak dengan pola lama. Dengan semangat generasi baru yang lebih peka digital, kualitas pelayanan kesehatan di Lahat harus semakin baik,” pungkas Aiwa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan