Sebelas Duabelas Oleh: Dahlan Iskan

--
Yang menarik bukan hanya bus listriknya, tapi bagaimana mengatur charging-nya. Ditentukanlah rute terpanjang bus itu sekitar 25 km. Di ujung-ujung rute disediakan pasokan listrik. Fast charging: 10 menit. Maka sepanjang hari bus listrik itu bisa beroperasi tanpa henti.
Selain tanpa suara, bodi bus listrik di London terlihat seperti bukan bus: rodanya hampir tidak kelihatan. Ada penutup roda. Terasa lebih ramah. Juga lebih aman.
--
Bus listrik model inilah yang kelihatannya akan mewabah di mana-mana. Pakistan yang impor BBM-nya menghabiskan devisa negara itu juga beralih ke bus listrik. Anda sudah tahu buatan mana. Bus-nya beda. Tiga gerbong. Bisa untuk 125 orang sekali angkut. Cocok juga untuk Jakarta.
Di London bus listriknya sebenarnya baru mencapai 20 persen. Sudah heboh. Di Beijing bus listrik sudah mencapai 95 persen tidak ada yang heboh. Saya tiba di Beijing Sabtu kemarin. Biasa-biasa saja. Dianggap sudah normal. Padahal ada 30.000 bus kota di Beijing.
Angka 95 persen tidak hanya di Beijing. Juga di kota-kota besar lain di Tiongkok. Sudah dianggap normal baru.
Tentu, harumnya nama Sadiq Khan bisa menguntungkan Zohran Mamdani sebagai calon wali kota New York. London dan New York adalah 11-12. Tapi Sadiq dan Zohran bisa 11-15. Mereka sama-sama Islam liberal. Sama-sama moderat. Sama-sama cinta sepak bola.
Kelebihan Sadiq, ia penggemar Liverpool. Kelebihan Zohran pernah mencetak gol di pertandingan sepak bola remaja. Hanya saja Zohran sedikit lebih miring ke kiri. Mungkin perlu ada orang yang menjewer telinga kanannya.(Dahlan Iskan)