Rabu, 16 Jul 2025
Network
Beranda
BERITA UTAMA
LAHAT METROPOLIS
PERISTIWA
NASIONAL
PENDIDIKAN
ARTIKEL
Network
Beranda
NASIONAL
Detail Artikel
Jebakan U-dab
Reporter:
Redaksi
|
Editor:
Redaksi
|
Selasa , 15 Jul 2025 - 09:49
--
jebakan u-dab oleh: dahlan iskan selasa 15-07-2025 kuliah di mana? "u-dab“. anda pun sudah tahu di mana itu ''u-dab''. saya ke kampusnya selasa pekan lalu. di teater auditoriumnya. mahasiswa di sana mengadakan forum pertemuan: mengundang saya yang lagi bersama bonek-bonita di perth, australia barat. saya hitung yang hadir: hampir 50 orang --mayoritas kuliah untuk meraih gelar master dan doktor. di berbagai bidang. asal mereka juga dari banyak daerah, termasuk beberapa dari ntt. ''u-dab'' memang singkatan yang tidak bisa dijelaskan dengan satu kalimat. lengkapnya: university of western australia. western australia biasa disingkat wa. ''w'' dibaca ''double u''. maka pengucapannya menjadi university of double u a. ''u-dab''. saya sengaja tidak mau ceramah. ini forum intelektual. saya yakin mereka pun seperti saya –bosan mendengarkan ceramah. maka saya ajak mereka diskusi. saya hanya memberi pengantar pendek dua hal: mengapa saya ke perth –ikut rombongan bonek-bonita. anda sudah menonton live-nya di indosiar –kapan itu. pengantar satunya lagi: diaspora di luar negeri tidak perlu punya perasaan ingin ''sok'' pengabdi ke negara. lalu ingin cepat-cepat pulang dengan alasan ingin mengabdi itu. padahal mereka belum tahu apa yang konkret yang akan mereka abdikan. keinginan mengabdi ke negara kenyataannya justru bisa jadi beban negara. maka lebih baik tetap di luar negeri. setelah sukses anda bisa menjadi kekayaan indonesia di luar negeri --sebagai network berharga bagi negara. itu juga pengabdian besar. seorang calon doktor ekonomi angkat bicara. asalnya dari pedalaman pulau timor, ntt. tinggi. ganteng. -- saya bertanya apakah berarti ia dari kabupaten yang kemiskinan dan stunting-nya sangat tinggi dan sulit diatasi itu. betul. ia juga membenarkan ada budaya lokal yang menjadi penghambat utama keluar dari stunting dan kemiskinan. kini ia jadi calon doktor di ''u-dab''. bidang ekonomi pula. topik yang ia ajukan sangat menggelitik: jebakan kelas menengah. saya pun ingat diskusi publik beberapa tahun lalu: begitu banyak yang mengingatkan agar indonesia jangan sampai memasuki middle income trap –seperti argentina. peringatan itu diberikan sangat dini. yakni saat kita masih suka ''merayakan'' sukses kala itu: sukses menjadi negara yang tidak bisa lagi dikategorikan negara miskin. "jangan gembira dulu", komentar banyak ahli kala itu. "kita akan sulit meningkat ke tahap selanjutnya, jadi negara maju, kalau kelak terjebak middle income trap". saya balik bertanya kepadanya: apakah middle income trap itu akan terjadi kelak atau sekarang sudah terjadi? "sudah terjadi," katanya. tegas. mantap. sedih. wow. saya tertegun lama. ternyata sudah lama saya tidak membahas dan memonitor ini. kalau benar middle income trap sudah terjadi alangkah sialnya negeri ini. diskusi publik dulu itu ternyata hanya seperti omon-omon –sebatas diskusi saja. maka saya lemparkan persoalan ini ke forum. saya ingin tahu bagaimana pendapat para calon doktor itu. diskusi pun ramai. akhirnya saya tahu mengapa presiden prabowo ngotot ekonomi harus tumbuh delapan persen. kalau tidak, kita akan terus berada di jebakan kelas menengah itu. saya tidak ingin forum di ''u-dab'' ini masuk ke situasi pesimistis. harus dicari jalan keluarnya. sikap pesimistis hanya akan memperburuk keadaan. "untuk keluar dari middle income trap, gdp per kapita kita harus usd 13.000," ujar bernard tampubolon. ia siantar-man. sudah bukan mahasiswa. ia pelaku bisnis it-ai di perth. saya tidak ingin ia bicara –karena bukan mahasiswa– tapi pendapatnya terlalu baik untuk diabaikan. maka saya bawa pembicaraan ke ''bagaimana cara agar bisa mencapai tingkat gdp usd 13.000 per kapita itu''. tentu sangat sulit. sekarang angka itu baru di usd 4.200 - usd 4.800. bagaimana harus tiba-tiba melonjak jadi usd 13.000. seperti mustahil. angka itu begitu mengetuk kesadaran kita: ternyata selama 10 tahun terakhir gdp per kapita kita berhenti di sekitar angka itu. justru turun hampir usd 1.000. selama 10 tahun ternyata kita tidak maju di bidang ini. tentu sebagian akibat berubahnya kurs dolar. tapi tetap saja intinya: gdp per kapita kita justru berjalan mundur. lalu ada pendapat lain. yang bicara juga calon doktor ekonomi. ia menguraikan soal icor. "icor kita 6,5," katanya. anda sudah tahu apa itu icor –parameter untuk menghitung berapa hasil yang didapat dari setiap uang yang dibelanjakan. dengan angka 6,5 (saya lupa bertanya dari mana ia dapat angka itu) berarti terlalu banyak uang yang kita belanjakan tapi terlalu sedikit hasilnya. itu bisa karena dikorupsi. bisa juga karena proyek-proyek yang makan uang besar tidak menghasilkan. proyek seperti bandara kertajati adalah contohnya. tentu banyak sekali contoh lain. bahkan ada contoh yang lebih besar. besar sekali. mahasiswa mengucapkan nama proyek itu serentak –sambil tertawa. ke depan, setiap proyek harus dianalisis pengaruhnya terhadap icor. tentu tenaga kerja yang kurang produktif juga penyumbang buruknya icor. para pemalas lebih baik rebahan –dari pada bekerja tidak sungguh-sungguh. tak terasa diskusi sudah berlangsung lebih satu jam. ternyata keharusan tumbuh 8 persen bukan hanya ambisiusnya presiden prabowo, tapi juga itulah yang harus dicapai kalau ingin indonesia keluar dari middle income trap. saya sendiri sampai lupa kalau belum makan siang. tadi, ketika waktunya makan, saya masih menjawab banyak pertanyaan di forum pengusaha indonesia yang tinggal di perth. forum itu dilaksanakan di sebuah restoran indonesia, tempayan bay. di meja saya sebenarnya sudah disajikan menu: nasi, empal, tahu, tempe, perkedel, sayur asem, dan beberapa lagi. tapi pertanyaan terlalu banyak. mereka sangat antusias. saya tidak sempat makan. saya minta menu itu dibungkus. lalu diserahkan saya saat menuju mobil. tidak sempat makan di mobil. perjalanan dari ''u-dab'' terlalu pendek untuk membuka bungkusan. lumayan. bisa untuk makan siang malam nanti.(dahlan iskan)
1
2
3
4
»
Tag
# jebakan u-dab
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Lahat Pos Edisi Rabu 16 Juli 2025
Berita Terkini
Wabup Harap Program Penanggulangan Kemiskinan Empat Lawang Tepat Sasaran
NASIONAL
7 jam
Lezat dan Gurihnya Pempek Lenggang Palembang Sumatera Selatan, Ini Dia Resep dan Cara Membuatnya
ARTIKEL
9 jam
Joncik Minta ASN Paham Hak dan Kewajiban
NASIONAL
10 jam
Renovasi Sekolah Rakyat Empat Lawang Capai 50 Persen, Target Rampung Akhir Juli
PENDIDIKAN
10 jam
SMPN 3 Lahat Wujudkan Visi Membangun Karakter dan Mengasah Potensi Siswa
PENDIDIKAN
10 jam
Siswa SDN 10 Lahat Harumkan Nama Sekolah di Kejuaraan Karate Piala Ketua DPRD Sumsel
PENDIDIKAN
10 jam
Ibrachim Afri, Anak Polisi Lahat Raih Beasiswa Pelatihan dan Trial Sekolah Sepak Bola di Spanyol
BERITA UTAMA
11 jam
Resmi! Ini Cara Dapat Saldo DANA Gratis 2025 Tanpa Modal Langsung dari Aplikasinya
ARTIKEL
13 jam
Google Doodle Angkat Kopi Susu Gula Aren, Rekor MURI Sumsel Jadi Sorotan
BERITA UTAMA
13 jam
BURUAN! Link DANA Kaget Hari Ini, Siapa Cepat Dia Dapat Saldo Gratis
ARTIKEL
14 jam
Berita Terpopuler
Langsa Tawarkan 7 Destinasi Wisata Hits 2025, dari Mangrove Terluas hingga Waterpark Modern
BERITA UTAMA
19 jam
Dari Danau Maninjau ke Tembok Besar China Versi Padang, Ini 14 Spot Wisata Wajib Jelajahi Tahun 2025
BERITA UTAMA
19 jam
Hati-Hati Ketinggalan! Begini Cara Cek Transferan Saldo DANA Gratis Hari Ini
ARTIKEL
15 jam
HBA Juli 2025: Naik Bulanan, Turun Tahunan
NASIONAL
20 jam
Liburan ke Sumsel Tahun 2025? Catat 15 Spot Wisata Instagramable Ini!
BERITA UTAMA
18 jam
Ibrachim Afri, Anak Polisi Lahat Raih Beasiswa Pelatihan dan Trial Sekolah Sepak Bola di Spanyol
BERITA UTAMA
11 jam
Berita Pilihan
Liburan ke Sumsel Tahun 2025? Catat 15 Spot Wisata Instagramable Ini!
BERITA UTAMA
18 jam
Dari Danau Maninjau ke Tembok Besar China Versi Padang, Ini 14 Spot Wisata Wajib Jelajahi Tahun 2025
BERITA UTAMA
19 jam
HBA Juli 2025: Naik Bulanan, Turun Tahunan
NASIONAL
20 jam
Mengungkap Kopi Lahat: Seberapa Besar Pendapatan Masyarakatnya?
BERITA UTAMA
1 hari
9 Wisata Merauke 2025 : Sunrise Pertama, Satwa Liar, dan Pantai Eksotis
ARTIKEL
1 hari