Dahlan Iskan Di Mata Orang Aceh

(Foto: Dahlan Iskan di Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu)--
Terus terang saya merasa inferior, karena ada menteri, tokoh yang juga pengamat ekonomi terkenal, dan artis yang berada di ruangan itu. Tapi tidak dengan Dahlan, ia mengenalkan kami dengan narasumber lainnya dan host acara. Ia seperti sedang mengajarkan arti kesetaraan, penghormatan dalam persahabatan. Terkadang itu terlihat kecil, hanya soal tempat duduk, tapi menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Bertahun-tahun setelahnya saya jadi tahu, ternyata itu sunnah nabi shallallahu'alaihi wa sallam. Ada hadist yang datang dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang di antara kalian menyuruh berdiri lainnya dari tempat duduknya kemudian ia sendiri duduk di situ. Tetapi berikanlah keluasan tempat serta kelapangan (pada orang lain yang baru datang).”
Tahun 2017 saya berkunjung ke Surabaya. Ia kaget, tiba-tiba saya di depan teras rumahnya. Jauh-jauh dari Aceh khusus ke Surabaya.
Ia meminta waktu untuk menyelesaikan tulisan yang akan dimuat dalam Catatan Dahlan Iskan. Dan meminta ke Tondy untuk mengajak saya ke Persebaya Store.
"Kita nonton Persebaya, kipernya orang Aceh, Anda cari kostum Persebaya di Graha Pena."
Tondy adalah anak sambung Darek Manangka, wartawan senior, mantan Pemred RCTI yang meninggal dunia pada tahun 2018. Selain ke Persebaya Store, Tondy mengajak saya berkeliling Graha Pena.
Setelah memilih kaos dan syal bertuliskan PERSEBAYA, kami kembali ke rumah Dahlan. Penampilan saya serba hijau, sudah siap menjadi "bonek" dadakan. Laskar rencong yang tiba-tiba jadi bonek.
Setiba saya, Dahlan bersama anak dan menantu sudah bersiap untuk berangkat.