Kamu bisa melakukan istirahat emosional dengan cara melakukan jurnaling, berbagi cerita atau curhat kepada orang terdekat yang kita percaya.
Mengekspresikan emosi lewat seni seperti membuat coret-coretan, melukis, agar perasaanmu jauh lebih lega.
4. Istirahat sosial.
Istirahat jenis ini tujuannya supaya kita bisa terhubung kembali dengan diri sendiri. Bisa dilakukan dengan cara me-time, memilih sirkel pertemanan, menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka yang suportif, dan batasi interaksi dengan mereka yang menyebarkan energi negatif.
5. Istirahat sensory. Jenis istirahat yang ditujukan untuk kelima pancah indera kita. Misalnya, dengan memejamkan mata setelah lama di depan laptop atau HP, mengecilkan cahaya lampu yang terlalu terang, dan mengecilkan suara yang keras sampai memakai aroma terapi.
6. Istirahat kreativitas.
Ide-ide kreatif tidak bisa selalu muncul dan tidak bisa dipaksa kehadirannya. Saat merasa buntu, kita perlu istirahat secinak, seperti membaca buku atau menonton film, mendengarkan lagu, hingga mengeksplor alam.
7. Istirahat spiritual.
Tujuannya untuk mendanangkan kembali jiwa kita. Bisa dilakukan dengan membaca kitab suci, meditasi, mendengarkan ceramah, hingga menjadi sukarelawan.
Kalau kamu butuh istirahat yang mana nih? (*)
Baca juga berita:
Yuk Simak! Ini Alasan Kenapa Jalan di Pegunungan Berkelok-kelok
Koranlapos.com - Pakar Transportasi Universitas Indonesia, Tri Chahyono, mengatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar sebuah jalan sengaja dibuat berkelok dan tidak lurus.
Menurut beliau, pada dasarnya, jalan berkelok seperti demikian dibuat demi keselamatan pengguna jalan. Jalan dengan bentuk berliku dan tidak hanya lurus juga mengikuti permukaan bumi yang menghubungkan titik satu ke titik lain.