Bunga ini ditemukan di beberapa gunung di Indonesia seperti Lawu, Semeru, Sindoro, Papandayan, Gedepang Rango, dan Merbabu.
Mengapa bunga ini disebut bunga abadi? Ini disebabkan bunga ini memiliki waktu mengkar yang lama, yaitu 10 tahun.
Kok bisa selama itu? Hormon etilen yang ada pada bunga edelweiss bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama. Bunganya sendiri mekar pada bulan April hingga Agustus setiap tahun.
Bunga ini dikenal mekar pada saat waktu musim hujan telah berakhir. Alasan mekarnya bunga ini adalah pancaran matahari yang datang dapat keserap dengan baik dan intensif. Bunga edelweiss bahkan bisa hidup di tanah tandu sekalipun.
Alasannya adalah bunga ini mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat haram.
Populasi bunga edelweiss sendiri sudah semakin berkurang karena ulah beberapa pendaki yang memetik sesuka hatinya.
Maka dari itulah bunga ini dilindungi Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 Pasal 33 Ayat 1 dan 2 tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistem.
Jadi jangan pernah petik bunga edelweiss ya!
Baca juga berita:
Emang Benar, Makan Pelan-Pelan Bisa Menurunkan Berat Badan? Yuk Simak
Koranlapos.com - Napsu makan dan asupan kalori sebagian besar dikendalikan oleh hormon. Setelah makan, usus menekan hormon ghrelin yang mengontrol rasa lapar sekaligus melepaskan hormon rasa kenyang.
Hormon-hormon tadi memberitahu otak bahwa tubuh sudah makan sehingga dapat mengurangi napsu makan, menimbulkan rasa kenyang, dan membantu berhenti makan.
Masalahnya adalah proses ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit, sehingga penting untuk memperlambat otak memberikan waktu yang dibutuhkan untuk menerima sinyal-sinyal ini.
Nah, dengan makan perlahan, otak akan memiliki cukup waktu untuk menerima sinyal kenyang, sehingga rasa kenyang dan tingkat hormon kenyang meningkat secara signifikan.