KORANLAPOS.COM - Tapai merupakan salah satu makanan nusantara dengan produk fermentasi tradisional yang telah lama dikenal dan dikonsumsi di berbagai daerah di Indonesia dan Asia Tenggara.
Proses fermentasi ini mengubah bahan-bahan sederhana seperti beras ketan, singkong, atau jagung menjadi hidangan yang kaya akan rasa dan aroma unik.
BACA JUGA:Mau Nyaman ! Yuk Cek Tempat Duduk Terbaik di Pesawat, Berikut 5 Rekomendasinya
Tapai dibuat melalui proses fermentasi yang melibatkan ragi atau kapang tertentu.
Bahan utama seperti beras ketan atau singkong dicampur dengan air dan ragi, kemudian dibiarkan mengalami fermentasi selama beberapa hari atau bahkan minggu tergantung pada jenis tapai yang diinginkan.
Proses ini mengubah komposisi bahan mentah menjadi produk akhir yang memiliki tingkat keasaman tertentu dan aroma yang khas.
BACA JUGA:Eksplorasi Pulau Kemarau di Palembang, Keindahan Alam yang Tersembunyi
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tapai yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan lokal. Salah satunya adalah tapai singkong, yang memiliki tekstur kenyal dan rasa manis.
Tapai ketan hitam adalah varian lain yang populer, dikenal karena warna gelapnya yang dihasilkan dari beras ketan hitam yang digunakan sebagai bahan dasarnya.
Tapai tidak hanya dihargai karena rasanya yang khas, tetapi juga karena nilai-nilai budaya dan tradisi yang terkait dengannya.
BACA JUGA:Tindaklanjuti Program Zero Padam di Lahat, PJ Bupati Sambangi PLN UP3 Lahat
Di beberapa daerah, tapai digunakan sebagai hidangan utama dalam upacara adat atau sebagai hidangan khas yang disajikan pada momen-momen penting.
Selain sebagai makanan lezat, tapai juga diklaim memiliki manfaat kesehatan tertentu.
Sebagai produk hasil fermentasi, tapai mengandung bakteri baik yang dapat bermanfaat bagi pencernaan.
BACA JUGA:Angkut 15 Ton Kopi, Fuso Terperosok Masuk Jurang di Empat Lawang, Begini Kondisi Sopir