"Kita yang ada di daker itu terus bergerak ke jamaah haji bertemu secara langsung untuk melakukan edukasi agar pelaksanaan hajinya dinyatakan sah berdasarkan ketentuan syariah," jelas Kiai Moqsith.
Walalupun, tambah dia, tidak seluruh jamaah bisa mencapai ibadah yang ideal. Misalnya, ada beberapa jamaah haji lansia yang tidak bisa melaksanakan Arbain secara penuh ketika di Madinah atau ada juga sebagian jamaah haji yang tidak bisa mabit di Muzdalifah karena kondisinya tidak memungkinkan, dan akhirnya mereka harus murur atau numpang lewat untuk bergerak secara cepat menuju Mina.
"Jadi tugas dari konsultan ibadah itu membantu agar jamaah haji bisa melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuan syariah," kata Kiai Moqsith. (*)
Baca Juga Berita :
Pnemonia Penyakit Terbanyak, Jemaah Haji Wajib Pakai Masker
KORANLAPOS.COM - Jemaah haji Indonesia diimbau selalu menggunakan masker selama di tanah suci. Sebab saat ini, pnemonia menjadi penyakit terbanyak yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Enny Nuryanti mengatakan dari 57 pasien saat ini yang dirawat, mayoritas mendetita pnemonia.
“Pnemonia terbanyak, lalu dimensia dan dispepsia (keluhan lambung),” ujar dr Enny saat ditemui di Kantor KKHI, Makkah, Selasa (28/5/2024).
Menurutnya penyebab pnemonia menjadi penyakit pallng banyak yang diderita jemaah, salahsatunya karena udara panas. Saat ini di Makkah udara mencapai 43 derajat celcius.