KORANLAPOS.COM- Pendaki Gunung Dempo Sumatera Selatan saat melakukan pendakian akan mendapati beberapa kearifan lokal masyarakat setempat yang patut dihargai.
Mulai kearifan lokal pintu gaib yang diyakini masyarakat setempat merupakan pintu gaib Gunung Dempo Sumatera Selatan, hingga misteri makam di puncak Gunung Dempo Sumatera Selatan.
Untuk menuju puncak Gunung Dempo Sumatera Selatan, pendaki akan menemukan beberapa titik penting seperti kali Suren. Si pendaki disarankan terlebih dahulu mengambil air wudhu untuk membersihkan diri.
Konon ceritanya, misteri kali Suren ini merupakan pintu gaib Gunung Dempo Sumatera Selatan. Kemudian, pendaki akan menemukan titik awal pendakian, Pintu Rimba, Shelter 1 hingga IV, jalur cadas serta makam di puncak Gunung Dempo Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Mitsubishi Kenalkan Pajero Sprot Varian Baru
BACA JUGA:Buruan Jangan Ketinggalan! Pajero Sport Elite Limited Edition Hanya di Jual 800 Unit
Jadi bagi pendaki perdana mendaki Gunung Dempo Sumatera Selatan akan menemukan makam dimana makam ini memiliki misteri. Lantas makam siapakah yang berada di puncak Gunung Dempo tersebut?
Dikutip dari akun youtube @fiersa besari, Gaib Gunung Dempo Sumatera Selatan, Sudaryono menjelaskan, jalur pendakian Gunung Dempo telah ada sejak tahun 1960 dimana saat itu ada tiga orang yang membuat jalur pendakian.
“Ketiga orang ini yakni Pak Mulyorejo, Pak Mujiman, dan Pak Timan," kata Sudaryono, dikutip dari akun youtube @fiersa besari.
Ketiga perintis jalur pendakian Gunung Dempo Sumatera Selatan ini selama tujuh hari membuka jalur, namun akhirnya salah satu perintis Pak Mulyorejo meninggal dunia di pelataran Gunung Dempo.
“Menurut cerita ketiganya kehabisan logistik saat melakukan pembukaan jalur pendakian Gunung Dempo Sumatera Selatan,” jelasnya didalam konten video.
BACA JUGA:Yuk Cari Tau! Inilah Manfaat Minum Air Putih Hangat di Pagi Hari
BACA JUGA:5 Vitamin Yang Harus Kamu Konsumsi Setiap Hari
Lalu Pak Mujiman dan Pak Timan turun ke bawah Gunung Dempo Sumatera Selatan untuk meminta bantuan membawa turun jasad Pak Mulyorejo. Setelah jasad Pak Mulyorejo mau diangkat, tak lama kemudian hujan dan badai turun, lalu jasad diletakkan kembali hujan dan badai spontan berhenti sampai tiga kali.
“Hingga akhirnya nekad jasad dibawa hingga sampai di lokasi makam, hujan dan badai lebih besar lagi datang. Kemudian jasad diletakan di lokasi ini dan tiba-tiba cuaca langsung berubah terang. Karena waktu sudah sore hingga akhirnya jasad pak Mulyorejo dimakam kan di sini," ceritanya.