Pesawat ini diawaki dua orang penerbang dengan kapasitas maksimum 80 kg. Tangki bahan bakar 50 kg dan minyak pelumas 40 kg, kapasitas angkut 8 orang dengan bagasi 300 kg. Berat kosong adalah 2.900 kg dan berat keseluruhannya adalah 4.500 kg.
Pelepasan keberangkatan empat pesawat Fokker VII tersebut disaksikan ribuan masyarakat Amsterdam pada tanggal 13 September 1928 dari Bandara Schipol menuju Batavia (Jakarta)). Pesawat pertama HN-AFA diawaki pilot GA. Koppen dibantu pilot J. Moll dan ko-pilot Van Heselen, sedangkan HN-AFD oleh pilot J Schott dan ko-pilot Waltman.
Jalur penerbangan yang ditempuh melalui Amsterdam-Nuerenberg-Budapest-Sofia-Istanbul (Konstantinopel)-Aleppo-Baghdad-Bushire-Bandar Abbas-Karachi-Nazirabad-Allahabad-Calcuta (Kolkata)- RangoonYangoon)-Bangkok-Sengora-Medan-Palembang-Batavia. Pesawat HN-AFA dan HN-AFB tanpa banyak kesulitan mendarat di bandara Tjililitan (Sekarang Bandara Halim Perdanakusuma). Sementara pesawat HN-AFC akibat jeleknya landasan pacu di Cavonpore mengalami kerusakan, dan setelah diperbaiki secukupnya melanjutkan penerbangan sampai ke Calcutta. Dari Calcutta, pesawat ini diangkut menggunakan kapal laut menuju Batavia. Tidak ada keterangan mengenai penerbangan pesawat HN-AFD.
KNILM melaksanakan penerbangan operasional berjadwal di seluruh wilayah Hindia Belanda dan ke bagian lain Asia Tenggara juga seperti ke Sydney (lewat Darwin, Cloncurry dan Charleville).
Dengan pecahnya Perang Pasifik, dan serangan Jepang ke Hindia Belanda, kapal terbang yang tersisa dalam armada KNILM dievakuasi ke Australia di mana semuanya diperoleh militer AS. Termasuk Douglas DC-5, yang mana hanya 5 yang digunakan untuk penerbangan sipil.
Setelah perang, perusahaan ini terus beroperasi namun dilikuidasi sejak 1 Agustus 1947.