Walida ini bagi masyarakat bugis menyimbolkan kekuatan dan kemandirian seorang perempuan bugis. Kekhasan kain sutra bugis terletak pada motif yang dimiliki, seperti yang tampak pada foto diantarnaya adalah Balo Renni (motif kotak-kotak kecil), Balo Bombang (corak zigzag), Balo Tettong (motif bergaris atau tegak), Balo Makkalu (motif bergaris yang melingakari kain), dan Balo Mallobang (motif kotak kosong).
Kabupaten Wajo merupakan salah satu penghasil kain tenun sutra terbesar di Indonesia dengan kualitas yang baik karena menggunakan bahan baku yang asli serta dibuat dengan cara tradisional.
Produk kain teun atau sarung sutra khas masyarakat bugis ini telah dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Untuk itu mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) seni, budaya, dan produk kreatif khas Indonesia seperti, kain
tenun bugis harus dilestarikan dan dikembangkan.
Sehingga dalam mengahdapi MEA 2015 bukanlah sebuah tantangan bagi Indonesia melainkan sebuah peluang untuk memperkenalkan atau mempromosikan seni, budaya, dan produk kreatif yang dimiliki Indonesia. (*)