LAPOS, Pagaralam - Pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari. Ternyata, momentum ini turut berimbas pada sejumlah harga pangan, seperti halnya daging ayam di pasaran.
Saat ini, untuk harga daging ayam dipasaran telah menyentuh harga Rp32 ribu – Rp35 ribu per kilogram, dengan harga sebelumnya hanya berkisaran di angka Rp30 ribu per kilogram.
Rum, salah seorang pedagang ayam potong di kawasan Pasar Terminal Nendagung menuturkan, bahwa kenaikan harga ayam terjadi sejak beberapa pekan terakhir, apalagi di dalam mendekati Pemilu dan Tahun Baru Imlek.
“Kenaikan harga daging ayam ini, seiring dengan tingginya permintaan di pasaran, pasokan ayam yang kurang turut menjadi faktornya. Disamping itu, selain menjelang Tahun Baru Imlek, faktor lain seperti momentum Pemilu dan harga di peternak, turut berpengaruh terhadap harga jual daging ayam di pasaran,” ujarnya.
Meski begitu kata Rum, kenaikan harga ayam ini lumrah terjadi. Sebab, memang di momentum tertentu, seperti Lebaran mengalami kenaikan.
“Apalagi sebentar lagi juga kita akan menghadapi bulan suci Ramadhan, sudah barang tentu harga pangan alami kenaikan,” bebernya.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kota Pagaralam, Hermansyah MSc melalui Kabid Perdagangan Andriansyah Siregar membenarkan, jika saat ini harga jual daging ayam di pasar tradisional Pagaralam alami kenaikan.
“Dari giat pengawasan dan monitoring harga di Pasar Tradisional Pagaralam, yang kita lakukan pada Selasa (6/2) lalu mendapati, ada kenaikan harga pangan semisal daging ayam, semula dijual diharga Rp30 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp32 ribu – Rp35 ribu per kilogram,” ujarnya.
Memastikan harga jual kebutuhan bahan pokok (Bapok) stabil, kata Andriansyah, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pagaralam rutin melakukan monitoring harga kebutuhan pokok, terlebih mendekati bulan suci Ramadhan tahun 2024.
“Pengawasan dan monitoring harga kebutuhan pokok, dalam menghadapi bulan suci Ramadhan tetap kita lakukan, untuk stok sembako sejauh ini dalam kondisi aman, bahkan hingga 3 bulan kedepan, kendati ada kenaikan harga gula dan minyak goreng, yang tidak begitu signifikan dan masih dalam kategori fluktuatif. Untuk pengendalian inflasi Pagaralam masih terkendali,” pungkasnya. (why)