Royalti Batubara di Kabupaten Lahat Cenderung Fluktuasi

Sabtu 05 Jul 2025 - 11:26 WIB
Reporter : Zaki
Editor : Zaki

Koranlapos.com - 4 tahun terakhir sejak 2021-2024 ternyata Kabupaten Lahat diantara daerah yang menyumbang royalti terbesar dari sektor pertambangan. 

Sebanyak 32 pengusaha tambang batubara berkecimpung menggarap hasil bumi di wilayah berjuluk Bumi Seganti Setungguan.  

Juragan-juragan yang menggarap hasil bumi batubara ialah PT Bukit Asam (PTBA) beroperasi di Lahat-Muara Enim, PT Batubara Lahat, PT Dizamatra Powerindo, PT Priamanaya Energi, PT Era Energi Mandiri, PT Banjarsari Pribumi, PT Dirar Duege Energi, PT Dianrana Petrojasa, PT Tri Mandiri Perkasa, PT Citra Bara Raya, PT Bara Alam Utama, PT Duta Alam Sumatera, PT Kasih Karya Agung, PT Putra Hulu Lematang, PT Bumi Merapi Energi. 

Selanjutnya PT Aman Toebillah Putra, PT Sarana Cipta Gemilang, PT Muara Alam Sejahtera, PT Mandiri Nusa Pratama, PT Golden Great Borneo, PT Bumi Gema Gempita, PT Satria Mayangkara Sejahtera, PT Bara Selaras Resources, PT Bima Putra Abadi Citranusa, PT Bukit Tunjuk, PT Asta Maharanita, PT Mustika Indah Permai, PT Bara Manunggal Sakti, PT Indah Jaya Abadi Pratama, PT Bukit Bara Alam, PT Lahat Pulau Pinang Bara Jaya dan PT Baraalam Selaras. 

BACA JUGA:Produksi Batubara di Lahat Naik Lagi, Penuhi Kebutuhan Domestik dan Ekspor, Begini Supaya Masuk Pasar Eropa

Si hitam panas ini ialah sebagai penyumbang utama penerimaan negara dari daerah. Posisi terbesar masih dipegang PT BA setiap tahunnya, disusul PT Mustika Indah Permai, dan posisi ketiga PT Dizamatra Powerindo. 

Kabag Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Lahat, Engga Dewata mengatakan secara fluktuasi royalti batubara Kabupaten Lahat naik turun, karena salah satunya terkait harga global.

Namun data angka royalti ini merupakan perolehan capaian setiap tahunnya selama 4 tahun terakhir dari daerah penghasil.

Tahun 2021 royalti dari sektor batubara menyentuh angka Rp 1.394. 362.305.836. Tahun 2022 sebesar Rp 3.831.483.576.698. Kemudian tahun 2023 tembus Rp 4.535.619.985.885. Selanjutnya tahun 2024 diangka Rp 3.524.559.313.362. 

Meski disetor ke pemerintah pusat, dana royalti tersebut sebagian besar dikembalikan ke daerah provinsi dan daerah penghasil. Skema diatur dengan proporsi tertentu.

Anggota DPRD Lahat Nopran Marjani SPd mengatakan bahwa penerimaan royalti ke daerah penghasil tahun lalu mencapai lebih Rp 1 triliun khususnya pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lahat. Porsi royalti batubara sesua kadar kalori dan harga batubara. 

Perhitungan royalti batu bara per ton bervariasi tergantung pada kalori batu bara. Secara umum, tarif royalti meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara dan kalori. 

Dijelaskan Nopran, untuk harga dibawah 70 dolar maka royalti ialah 14 persen, harga batubara 70-80 dolar royaltinya 17 persen, harga 80-90 dolar maka royaltinya 20-23 persen. 

"Misalkan capaian produksinya batubara-nya Rp 10 juta, apabila 14 persen, maka totalnya Rp 1,4 juta. Nah dari total Rp 1,4 juta ini yang dibagi secara umum : 20 persen ke pusat, 20 persen daerah provinsi, sekitar 32-36 persen daerah penghasil. Ada juga untuk daerah bukan penghasil dan ada juga untuk CSR," beber Nopran Marjani kepada Lahat Pos, Sabtu 5 Juli 2025.

Dikatakan Nopran, bahwa tahun 2040 batubara akan ditinggalkan. Indonesia menargetkan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2040. Target ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi baru terbarukan. 

Kategori :