Wabup Lahat : Pemda Komit Penanganan Kemiskinan dan Stunting

Sabtu 21 Jun 2025 - 18:42 WIB
Reporter : Tiara
Editor : Zaki

Koranlapos.com - Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih SH MH menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) komit dan serius dalam fokus penanganan dua isu krusial yang masih membayangi Kabupaten Lahat kemiskinan dan stunting. 

Dalam berbagai kesempatan, Widia tak henti-hentinya menyuarakan pentingnya penanganan yang komprehensif dan terkoordinasi untuk membawa Lahat menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Angka kemiskinan di Kabupaten Lahat saat ini menjadi sorotan utama. Dengan persentase mencapai 14,14%, Lahat menempati urutan kedua tertinggi di Sumatera Selatan. Sebuah data yang tentu saja memerlukan perhatian ekstra dari seluruh pihak. 

Widia yang merupakan Ketua Percepatan Pemberantasan Kemiskinan Ekstrim Lahat menekankan bahwa akar masalah dari kemiskinan seringkali berawal dari data yang tidak akurat, sehingga bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah menjadi tidak tepat sasaran.

"Pendataan yang akurat adalah kunci utama. Kita harus memastikan bahwa program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) berjalan optimal," tegasnya.

BACA JUGA:Sebut Ada Kendala Mobile JKN, Wabup Lahat : Banyak Masyarakat di Desa Belum Tau

BACA JUGA:Wabup : Keresahan Masyarakat Jangan Berlarut-larut

Ia berharap dengan data yang valid, segala bentuk bantuan, mulai dari bantuan pangan, pendidikan, hingga kesehatan, dapat benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak. Pendataan ini, menurutnya, bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan nyata dari kondisi masyarakat yang membutuhkan uluran tangan. 

Validasi data secara berkala dan partisipasi aktif dari tingkat desa hingga kabupaten menjadi poin krusial untuk mencapai efektivitas program pengentasan kemiskinan.

Selain kemiskinan, isu stunting juga menjadi fokus perhatian Widia. Meskipun secara umum terjadi penurunan angka stunting di Lahat, Widia tidak menampik adanya laporan peningkatan kasus baru-baru ini. Hal ini menjadi alarm penting yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi.

"Jangan sampai stunting itu terlalu banyak, bahkan harus habis kalau bisa di Lahat ini,” tuturnya.

Ia memahami betul dampak jangka panjang dari stunting, di mana kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik, tetapi juga mengerdilkan pikiran anak-anak. 

Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, berdampak pada prestasi belajar yang kurang optimal, dan pada akhirnya, mengurangi potensi produktivitas mereka di masa depan.

Untuk itu, Widia menyerukan koordinasi lintas sektor yang lebih erat. Penanganan stunting tidak bisa hanya dibebankan pada satu instansi, melainkan membutuhkan sinergi antara dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas pertanian, pemberdayaan masyarakat, hingga peran aktif ibu-ibu PKK dan posyandu. 

Edukasi gizi menjadi pilar utama dalam upaya ini. Widia secara khusus menekankan pentingnya asupan protein hewani bagi ibu hamil dan anak-anak pada usia emas (0-5 tahun). Protein hewani, seperti telur, ikan, daging, dan ayam, memiliki peran vital dalam perkembangan otak dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Kategori :