Kesultanan Samudera Pasai, Jejak Peradaban Islam di Nusantara

KORANLAPOS.COM - Kesultanan Samudera Pasai, merupakan salah satu entitas politik dan keagamaan yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks penyebaran Islam di kepulauan Nusantara. 

Berikut ini adalah artikel yang mengupas tentang sejarah, perkembangan, dan warisan Kesultanan Samudera Pasai.

BACA JUGA:Tips Kenali Prilaku Licik di Kehidupan, Nomor 5 Bisa Jadi Petunjuk

Kesultanan Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13 Masehi di wilayah yang kini dikenal sebagai Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Kesultanan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-Saleh pada tahun 1267 Masehi. 

Salah satu poin penting dari kesultanan ini adalah perannya sebagai pusat penyebaran agama Islam di kawasan ini. Samudera Pasai menjadi salah satu dari beberapa kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Di bawah pemerintahan Sultan Malik Al-Saleh, Kesultanan Samudera Pasai berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan politik di kawasan Aceh. 

BACA JUGA: Pj Bupati Fauzan Ikuti Prosesi Lima Kurban

Selain itu, kesultanan ini juga menjadi pusat intelektual dan keagamaan, dengan pendirian madrasah dan pesantren untuk memperkuat ajaran Islam di wilayah ini.

Pada masa keemasannya, kesultanan ini menjalin hubungan perdagangan yang luas dengan berbagai kerajaan dan komunitas di Asia Tenggara dan sekitarnya, termasuk dengan Dinasti Ming di Tiongkok.

Kesultanan Samudera Pasai meninggalkan warisan yang penting dalam sejarah dan budaya Aceh serta Indonesia secara lebih luas. 

BACA JUGA:Inilah Khasiat, Asal-Usul, dan Cara Menanam Buah Rambutan

Di antara warisan yang paling mencolok adalah pengaruh Islam yang diwariskannya, yang membentuk dasar dari identitas agama dan budaya di Aceh hingga hari ini.

Selain itu, kesultanan ini juga memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan sastra, seni, dan arsitektur Islam di wilayah Nusantara. 

Contoh terkenal adalah masjid-masjid bersejarah seperti Masjid Pasai dan Masjid Malik Al-Saleh.