Situs Megalit Lahat: 4 Arkeolog dan Tim BPCB Ini Pernah Melakukan Penelitian

Situs megalit Lahat merupakan harta karun Basemah di Provinsi Sumsel.-Koranlapos.com-zki
Koranlapos.com - Di balik hamparan kebun kopi dan perbukitan hijau Lahat, tersembunyi ribuan batu megalit yang menyimpan kisah peradaban kuno Besemah.
Arca manusia, hewan, dan menhir berdiri kokoh sejak ribuan tahun silam, menjadi saksi bisu betapa majunya leluhur di bumi Lahat.
Situs Megalit Lahat bukan sekadar bongkahan batu, inilah harta karun sejarah yang menjembatani masa lalu, kini, dan masa depan.
Warisan budaya ini adalah identitas, kebanggaan, sekaligus peluang wisata edukasi yang tiada duanya di Sumatera Selatan.
Sejarah Megalit di Lahat bermula dari Zaman Megalitikum. Pada zaman ini merupakan periode prasejarah ketika manusia membangun berbagai struktur dari batu besar.
Di Sumatera Selatan, Lahat (khususnya daerah Besemah) terkenal punya kawasan megalitikum terluas di Indonesia barat.
BACA JUGA:Menilik Eksotisme Megalitikum Lahat : Menjelajahi Jejak Peradaban Kuno yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Wakil Kepala Staf Kepresidenan RI Kagum dengan Situs Megalit Lahat
Diperkirakan muncul pada 2.500–1.500 SM, masa migrasi awal nenek moyang Austronesia. Megalit di Lahat dibuat oleh masyarakat prasejarah Besemah, nenek moyang suku-suku yang kini mendiami Lahat dan sekitarnya.
Megalit ini menjadi bukti bahwa masyarakat di sana sudah mengenal seni, kepercayaan spiritual, dan sistem sosial yang teratur. Tidak sedikit arca megalit menggambarkan hubungan manusia dengan hewan, yang diyakini punya makna simbolik: kesuburan, kekuatan, perlindungan.
Beberapa jenis peninggalan megalitik di Lahat meliputi: Menhir: Tiang batu tegak, simbol pemujaan leluhur. Dolmen: Batu datar penutup makam atau altar ritual. Arca: Patung batu dengan bentuk manusia, binatang (macan, gajah, kerbau).
Batu berlubang: Diduga tempat penampung air suci. Contoh megalit terkenal Arca Tinggi Hari, Batu Gajah, Batu Macan, Situs Air Puar, dan masih banyak peninggalan sejarah lainnya. Megalit ini sebagai penanda simbol kesuburan dan pelindung desa dan tempat adat.
Megalit ini tersebar di dataran tinggi Besemah; Jarai, Pajar Bulan, Tanjung Sakti, Gumay Ulu. Banyak situs berada di kebun kopi rakyat masih berbaur dengan aktivitas sehari-hari.
Situs Megalit Lahat sudah menarik peneliti sejak era Belanda. Arkeolog modern juga masih meneliti pola ukiran dan kaitan budaya Austronesia. Sekarang jadi potensi wisata budaya dan edukasi, meski sebagian besar belum dikelola optimal.