Bukhari Sukarno

--

 

Memang tidak perlu dipersoalkan akurasi informasinya. Ini teater. Bukan sejarah. Misalnya pemain wanita dari Uzbekistan yang menarasikan sebagai saksi hidup peristiwa itu. Ia mengaku kini berusia 71 tahun. Pengakuan lain: saat itu ia berumur 10 tahun. Sudah mencatat peristiwa itu di buku hariannyi. Tentu tidak masuk akal.

 

Saya saja yang sekarang berusia 74 tahun saat itu baru berusia lima tahun.

 

Yang agak sulit dimengerti –tapi menarik bagi penonton– adalah dilatunkannya lagu Syubbanul Wathon. Panjang. Lengkap. Sampai ada penonton yang bertepuk tangan. Saya terkesan dengan adegan gerak yang menyertai Syubbanul Wathon.  Rasanya semua Banser NU harus bisa menirukan gerakan itu.

 

Sebagai pamflet teater ini berhasil. Istri saya tidak tertidur –padahal saat menonton film di bioskop selalu pulas. (DAHLAN ISKAN)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan