Delapan Siswa di Empat Lawang Mengalami Sakit Perut dan Muntah Usai Menyantap MBG

Korban saat penanganan medis di rumah sakit.--
Lahat Pos - Baru berjalan dua hari di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Empat Lawang kini menuai polemik serius.
Sejumlah siswa mengalami sakit perut, bahkan beberapa di antaranya harus dilarikan ke Puskesmas Tebing Tinggi usai menyantap makan bergizi gratis tersebut
Selain itu, juga ditemuan ulat dalam makanan semakin memperburuk situasi tersebut.
Sedikitnya delapan siswa SD Negeri 7 Tebing Tinggi, mengeluh sakit perut setelah mengkonsumsi makanan yang disediakan.
Salah seorang siswa yang sempat dilarikan ke kantor sekolah mengaku mual dan muntah setelah memakan ikan sebelum adanya peringatan dari guru dan teman-temannya.
"Tadi mual, muntah. Belum dengar pengumuman, saya sudah makan ikannya. Sekarang sakit perut," ungkap salah seorang siswa tersebut yang tengah mendapatkan perawatan dari pihak sekolah.
Di sisi lain, Satreskrim Polres Empat Lawang telah melakukan pemeriksaan langsung ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tebing Tinggi, tempat pengolahan makanan bagi para siswa.
Kejadian ini semakin diperburuk oleh laporan dari SDN 8 Tebing Tinggi, di mana ditemukan ulat kecil dalam wadah nasi berbahan stainless tersebut.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Abdul Aziz Septiadi, bersama Kasat Intel AKP Gunawan dan Kasat Reskrim Iptu Adam Rahman, langsung turun tangan untuk memeriksa dapur penyedia makanan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pihak kepolisian memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi MBG di Kabupaten Empat Lawang hingga ada kejelasan lebih lanjut terkait standar kebersihan dan keamanan makanan yang disediakan.
"Kami masih mendalami dugaan kelalaian, mengingat sudah ada korban dari kalangan anak-anak. Saat ini masih dalam tahap penyelidikan, jadi kami belum bisa memberikan pernyataan lebih jauh," kata Kapolres AKBP Abdul Aziz.
Dirinya juga menegaskan bahwa delapan siswa yang menjadi korban telah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Tebing Tinggi.
Sementara itu, pihak penyedia makanan dan yayasan terkait akan segera dimintai keterangan, mengingat makanan tersebut berasal dari vendor pihak ketiga.
Dengan dihentikannya program MBG sementara, orang tua siswa berharap adanya evaluasi menyeluruh terhadap standar pengolahan dan distribusi makanan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. (*)