Prioritas Enam Kecamatan Penghasil Cabe

FOTO : IST Ahmad Firdaus --

LAPOS, Lahat - Walau Kabupaten Lahat merupakan salah satu penghasil cabe di Sumatera Selatan. Namun kenaikan harga cabai tetap tak terkendali. Daerah penghasil cabai di Kabupaten Lahat seperti di kawasan Tanjung Sakti Pumi, Pumi, Jarai, Muara Payang, Sukamerindu dan Pajar Bulan.

 

informasi yang dihimpun, bahwa hasil panen cabe di kawasan tersebut, lebih diprioritaskan untuk dikirim ke Pasar Induk Jakabaring Palembang. Sehingga yang ke Lahat hanya sisa, dan tidak mencukupi konsumsi masyarakat Lahat. Akibatnya harga ikut naik.

 

"Ya walau salah satu penghasil cabe memang hasil panen dijual ke agen besar di Pagaralam dan dikirim ke Palembang," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Eti Listina SP melalui Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ahmad Firdaus SP, Minggu (7/1).

 

Lanjut dia, pihaknya tidak bisa memncegah pola petani untuk menjual ke agen- agen tersebut. Lantaran terkadang, selain sudah dibeli juga hubungan timbal balik dengan agen. sehingga saat panen, hasil panen langsung dijual.

 

Senada Eka salag satu petani cabe asal Jarai mengungkapkan, hubungan dengan agen tersebut, seperti bisa meminjam uang terlebih dahuli dan dibayar saat panen. lalu ada juga bantuan- bantuan yang diberikan agen kepada petani. Sehingga petani juga langsung menjual ke agen.

 

Namun ada juga petani lainnya, yang mencoba menjual langsung ke agen besar di Pagaralam, tetapi tidak diterima  karena harus melalui agen- agen kecil terlebih dahulu. "ya harapannya ke agen besar biar ada selisih harga lebih tinggi. Namun ditolak karena harus lewat agen kecil dulu," sampainya.

 

Walaupun menjual agen, lanjutnya untuk harga tetap menyesuaikan. Bila harga naik di pasaran, juga naik di tingkat petani. "Selisih harga petani dengan harga pasaran bisa mencapi Rp10ribuan. Wajar karena biaya transportasi dan lainnya," sampainya.

 

Sementara pantauan di Pasar PTM sendiri harga tinggi bila stok di pasar PTM Lahat menipis, sehingga harga cabe bisa naik. Sedangkan untuk saat ini harga cabe sekitar Rp50ribu- Rp60ribu perkg. Turun dari harga menjelang tahun baru yang mencapai Rp90ribu-Rp100ribu.

 

Kembali disampaikan Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ahmad Firdaus SP. Guna mengendalikan harga cabe, masyarakat bisa menggalakan gerakan ketahanan pangan mandiri. Yakni memanfaatkan pekarangan maupun lahan untuk menanam cabe secara mandiri.

 

Lalu membukan lahan baru pengembangan kawasan cabe baru di Desa Sukaraja seluas 10 ha. Kemudian ada bantaun P2L (Pekarangan Pangan Lestari) berupa bantuan benih sayur dan cabe. (zki)

 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan