Lahat - Salah satu hal yang harus diwaspadai saat naik pesawat adalah terjadinya turbulensi yang mengakibatkan pesawat tidak stabil. Kira-kira penyebabnya apa ya?
Beberapa waktu lalu, kondisi turbulensi parah melanda pesawat Singapore Airlines dan Qatar Airways yang menimbulkan banyak korban jiwa.
Ada yang dikabarkan meninggal dan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka dan cedera. Sebagian besar turbulensi terjadi pada awan yang memiliki aliran angin naik dan turun seperti pada awan Komolonimbus.
BACA JUGA:Curug Malela Merupakan Destinasi Wisata Alam, Cocok Mencari Tempat Mencari Ketenangan
BACA JUGA:UPDATE! 3 Arloji Pintar dengan Layar AMOLED, Kualitas Tinggi dan Nyaman
Pergerakan udara menjadi kacau, sehingga dapat menyebabkan turbulensi sedang bahkan parah. Selain itu, turbulensi juga dapat disebabkan oleh perubahan iklim seperti munculnya gelombang panas, perubahan kecepatan angin di ketinggian, dan lain sebagainya.
Dampak dari turbulensi dapat mengakibatkan penumpang merasakan ketegangan pada sebuah pengaman mereka.
Namun, jika dalam kondisi parah, turbulensi bisa melempar penumpang di sekitar kabin dan menyebabkan penumpang terluka parah bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Reading University menunjukkan turbulensi semakin parah akibat krisis iklim. Penelitian tersebut mengungkapkan turbulensi parah meningkat 55% dari tahun 1979 hingga 2020 karena perubahan kecepatan angin di ketinggian.
BACA JUGA:Roberto Mancini Sebut Timnas Semakin Mengerikan, Mees Hilgers Perkuat Squad Garuda
BACA JUGA:Bahasa Gaul
Semoga segala bentuk transportasi yang kita gunakan selalu dalam keadaan aman ya! (*)