7. Mencegah risiko kanker
Konsumsi selada secara teratur dapat menurunkan risiko kanker perut. Jepang merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mengonsumsi selada secara teratur.
Selada merupakan sayuran non-tepung. Laporan dari Dana Penelitian Kanker Dunia menunjukkan bahwa sayuran non-tepung dapat jadi pelindung dari beberapa jenis kanker seperti mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan perut.
8. Mengurangi risiko diabetes
Selada yang rendah karbohidrat tidak akan meningkatkan gula darah. Selain itu, selada memiliki nutrisi penting seperti vitamin A dan C sehingga cocok untuk seseorang yang menderita diabetes.
Penelitian menunjukkan sayuran hijau terutama selada dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Hal tersebut dikaitkan dengan rendahnya indeks glikemik atau efek makanan tertentu terhadap kadar gula darah.
Baca Juga : https://lahatpos.bacakoran.co/read/677/penanganan-korupsi-tanggungjawab-bersama
Secangkir selada mengandung sekitar lima kalori dan dua gram karbohidrat. Maka itu, selada dijadikan sebagai tambahan yang sehat untuk diet ramah diabetes.
Selain itu, selada juga mengandung laktukaxantin, karotenoid anti-diabetes yang menurunkan kadar glukosa darah dan berpotensi menjadi obat diabetes.
9. Mengatasi insomnia
Lactucarium yakni zat dalam selada yang dapat menenangkan sistem saraf dan meningkatkan kualitas tidur. Kamu bisa menambahkan selada ke dalam sajian makan malam jika mengalami kesulitan tidur.
Selada juga mengandung zat laktusin yang bisa menginduksi tidur dan relaksasi. Sayuran ini telah digunakan pada abad pertengahan untuk meredakan insomnia.
Baca Juga : https://lahatpos.bacakoran.co/read/683/763-guru-sudah-sertifikasi
10. Menyehatkan ibu hamil
Selada mengandung folat yang berguna untuk mengurangi risiko cacat lahir. Selain itu vitamin K dalam selada dapat menghindari pendarahan yang terjadi pada ibu hamil.
Serat dalam selada juga dapat mencegah sembelit yang merupakan salah satu masalah ibu hamil.