Lahat Pos - Tahu kah kamu kalau, Sejarah perkereta apian di Indonesia dimulai pada zaman tanam paksa pada tahun 1830 masehi. Untuk mempermudah distribusi komoditas muncullah ide pembangunan rel kereta api.
Pencangkulan pertama dilakukan di Jalur Kereta Api Semarang-Forster London dimulai dari Solo sampai Yogyakarta.
BACA JUGA:Inilah Air Terjun Sumber Sari, Keindahan Tersembunyi di Sulawesi Tenggara
Desa kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Sloot van de Beel tanggal 17 Juni tahun 1864.
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di beberapa daerah seperti di Aceh pada tahun 1876. Sumatera Utara tahun 1889, Sumatera Barat tahun 1891, Sumatera Selatan tahun 1914.
Kemudian tahun 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkereta apian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Shokyuku atau Dinas Kereta Api.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambil alihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.
BACA JUGA:Curug Ngebul, Tempat Yang Cocok Bagi Mereka Yang Ingin Menikmati Keindahan Alam
Puncaknya adalah pengambil alihan kantor pusat kereta api Bandung tanggal 28 September tahun 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
Di tahun 1953 terjadi perpindahan era lokomotif uap ke lokomotif diesel. Sedangkan di tahun 1963 lokomotif diesel berubah menjadi lokomotif diesel hidraulik dan berganti menjadi lokomotif diesel elektrik.
Hingga tahun 2000an kereta api di Indonesia menggunakan armada komputerisasi dalam lokomotif dengan PT Kereta Api Indonesia Persero sebagai pemiliknya.
Selanjutnya, untuk mengembangkan KRL Jabodetabek pada tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT KA yaitu PT KAIU Komuter Jabodetabek yang fokus pada pengoperasian jalur kereta listrik.
BACA JUGA:Polres Lahat Ikuti Kegiatan Audit Kinerja Tahap II
PT KCJ mulai proyek motorisasi angkutan KRL pada tahun 2011 dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi lima rute utama.
Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta.