KORANLAPOS.COM - Wilayah Syam, yang meliputi Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina, telah memegang peran sentral dalam perkembangan peradaban Islam.
Negeri Syam menjadi salah satu pusat peradaban Islam yang penting sejak masa awal ekspansi Islam pada abad ke-7.
BACA JUGA:Ohhh Ternyata Ini Manfaat dan Keunikan Dari Daun Katu
Khalifah-khalifah Umayyah membangun kota-kota penting seperti Damaskus dan Kairo, yang menjadi pusat intelektual, perdagangan, dan administratif pada zamannya.
Peninggalan arsitektur mereka, seperti Masjid Umayyah di Damaskus, menjadi simbol kejayaan peradaban Islam di Syam.
Peradaban Islam di Negeri Syam juga dikenal karena kontribusinya dalam bidang intelektual dan ilmiah.
BACA JUGA:Inilah Kelezatan Soto Babat Khas Indonesia yang Tidak Boleh Dilewatkan
Universitas-universitas seperti Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko, yang didirikan oleh Fatimiyah pada abad ke-9, menjadi pusat pembelajaran Islam yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Seni dan budaya di Syam mengalami perkembangan signifikan berkat patronase dari penguasa Muslim.
Seni arsitektur, kaligrafi, musik, dan sastra berkembang pesat, mencerminkan warisan budaya yang kaya dan beragam dari peradaban Islam.
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Gelar Anjangsana Momen HUT Bhayangkara
Perdagangan dan komunikasi yang aktif antara Timur dan Barat melalui Syam memperkaya kehidupan ekonomi dan sosial di wilayah ini.
Kota-kota seperti Aleppo dan Damaskus menjadi pusat perdagangan yang penting, menghubungkan berbagai budaya dan menciptakan mosaik kehidupan sosial yang dinamis.
Meskipun mengalami tantangan sejarah dan politik, warisan peradaban Islam di Negeri Syam tetap berdampak hingga saat ini.
BACA JUGA:Fauzan Siap Berkolaborasi Bersama Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi