Pada awal abad ke-20, Kesultanan Deli mengalami penurunan pengaruhnya akibat dari berbagai faktor, termasuk pengaruh kolonialisme Belanda dan dinamika politik lokal.
Pada tahun 1946, Kesultanan Deli secara resmi dihapuskan oleh pemerintah Republik Indonesia yang baru merdeka.
Meskipun demikian, warisan kesultanan ini tetap hidup dalam bentuk budaya, tradisi, dan arsitektur yang masih terpelihara di Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
Hari ini, Kesultanan Deli tidak lagi memiliki kekuasaan politik formal, tetapi masih memainkan peran penting dalam identitas budaya masyarakat Sumatera Utara.
Upacara adat dan festival budaya sering kali mengingatkan masyarakat akan kejayaan masa lalu serta nilai-nilai tradisional yang masih dijunjung tinggi. (*)