Waktu Terbaik Mengganti Sprei Kamar Tidur? Berikut Penjelasannya

Senin 19 Aug 2024 - 09:41 WIB
Reporter : Elen
Editor : Elen

Lahat Pos - Kamar tidur kiranya jadi tempat paling nyaman bagi banyak orang setelah melakukan aktivitas seharian yang penat. Kebanyakan dari kita pun berpikir jika kamar tidur adalah tempat yang paling bersih karena digunakan hanya untuk beristirahat.

Sayangnya, adanya pola pikir ini membuat kita cenderung meremehkan kebersihan di dalam kamar tidur. Salah satu yang kerap diremehkan adalah mengganti sprei secara rutin.

Tahukah kamu, jika jarang mengganti sprei akan menyebabkan penyakit bagi tubuh? Meski tampak bersih, sprei yang jarang diganti berpotensi menimbulkan penyakit bagi tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Phillip Temio dari New York University School of Medicine menunjukkan jika sprei adalah salah satu benda di dalam rumah yang kaya akan bakteri dan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Charger Android Terbagus Tahun 2024, Fast Charging Baterai Sehat

Sprei mungkin akan tampak bersih meskipun sudah dipakai hingga berminggu-minggu. Namun, tanpa kita sadari terdapat banyak sekali kotoran, kuman, dan bakteri yang berbahaya.

Kemudian, berapa sering sebaiknya kita mengganti sprei? Berikut beberapa panduan yang bisa kamu ikuti:

Ganti Sprei Setiap Minggu atau Paling Lama Dua Minggu Sekali

Neuroscientist, dr. Lindsay Browning, merekomendasikan untuk mengganti sprei setiap minggu atau paling lama dua minggu sekali.

Jika lebih dari itu, debu, keringat, dan kotoran dapat menumpuk, dan tungau bisa berkembang biak.

Kotoran yang menumpuk pada sprei akan membuat tungau dengan mudah berkembang biak memakan sel kulit mati manusia dan memanfaatkan keringat yang terjebak di sprei sebagai sumber makanan mereka.

Tungau sendiri dapat berbahaya bagi tubuh karena mampu menyebabkan reaksi alergi, ruam kulit, jerawat, dan masalah pernapasan seperti asma.

Manfaat Mengganti Sprei Secara Rutin

1. Terhindar dari debu dan partikel kecil yang menumpuk.

Sprei yang terlihat sangat bersih sekali pun bisa menjadi sarang debu, tungau, kutu kasur, bakteri, serta jamur yang mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang. Partikel-partikel tersebut dapat saja memicu iritasi pada kulit.

Kategori :