KORANLAPOS.COM, Empat Lawang – Bupati Empat Lawang H. Joncik Muhammad, didampingi Ketua TP-PKK Empat Lawang, secara resmi memulai kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Terintegritas 15 Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Jumat (15/8/2025). Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita.
Acara ini turut dihadiri perwakilan Kementerian Sosial RI, Ketua DPRD Empat Lawang, jajaran Forkopimda, instansi vertikal, Ketua Ikatri, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Empat Lawang, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Empat Lawang, Eka Agustina, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat hadir sebagai upaya memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan. Program ini diharapkan membentuk siswa yang berpikir kritis, menghargai pendidikan, dan menjadi masyarakat mandiri.
“Sasaran sekolah rakyat ini adalah keluarga dengan keterbatasan finansial, seperti anak dari keluarga miskin ekstrem, siswa putus sekolah, atau yang berisiko putus sekolah akibat faktor ekonomi,” ujar Eka.
Pada tahap pertama, jumlah peserta didik terdiri atas 75 siswa tingkat SMP dan 25 siswa tingkat SMA. Tercatat empat orang mengundurkan diri dengan alasan masing-masing.
“Kita patut berbangga, di Sumatera Selatan hanya Kabupaten Empat Lawang yang mendapatkan bantuan untuk sekolah rakyat. Ini akan kami jaga dan syukuri,” tegasnya.
BACA JUGA:Seluruh Fraksi Setujui RAPBD Perubahan Empat Lawang 2025
BACA JUGA:Bupati Joncik Muhammad: Jiwa Pramuka adalah Kunci Kemajuan dan Persatuan Empat Lawang
Bupati Empat Lawang, Joncik Muhammad, menambahkan bahwa program ini merupakan amanat mulia dari Presiden RI untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
“Beliau tidak ingin kemiskinan diwariskan. Yakinlah, melalui Sekolah Rakyat ini, Insya Allah anak-anak kita dapat keluar dari lingkaran kemiskinan,” kata Joncik.
Ia juga mengingatkan para siswa untuk bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Saat ini, sekolah memiliki tiga ruang kelas untuk SMP dan satu ruang untuk SMA. Ke depan, direncanakan akan dibuka jenjang SD, dengan lahan delapan hektare yang telah disiapkan untuk tahap berikutnya.
Menurut Joncik, para guru yang mengajar di sekolah ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Aceh dan Nias, melalui proses seleksi ketat.
“Guru-guru ini berkualitas. Saya titip anak-anak kita agar menjadi generasi unggul dan mampu mengubah masa depan mereka. Pendidikan yang baik akan memutus rantai kemiskinan,” ujarnya