Mengenal Tarian Gegerit, Simbol Perjuangan Kaum Perempuan Lahat

Jumat 04 Jul 2025 - 12:00 WIB
Reporter : Yani
Editor : Yani

Koranlapos.com - Tarian gegerit merupakan tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, Indonesia. Tarian ini, secara etimologis, diartikan sebagai lelah, capek, atau kaku. Oleh karena itu, gerakan dalam tarian ini cenderung patah-patah dan kaku, menampilkan gerakan setengah jongkok sambil memainkan sayap-sayap di bahu.

Tarian gegerit menggambarkan perjuangan kaum perempuan dalam menghadapi penjajahan. 

Dari sebuah penelitian mahasiswa Universitas PGRI Palembang, ada cerita bahwa di zaman kolonial Belanda dulu, para pejuang perempuan menyamar sebagai penari. Dan pada akhir tarian, para penari mengeluarkan kudok (senjata tajam tradisional Sumatra Selatan) untuk mematikan penjajah.

Pada koreografi tarian, gerakan yang kaku dan patah-patah merepresentasikan semangat perlawanan yang teguh meskipun dalam kondisi kelelahan atau tekanan. Sesuai dengan cerita sejarah yang ditarikan, para penari dalam tarian ini biasanya memegang kudok. Keberadaan kudok menunjukkan kesediaan mereka untuk melawan serta membela diri dari penindasan.

BACA JUGA:5 Manfaat Ubi Ungu Dijadikan Tanaman Obat Untuk Kesehatan

Ada aspek artistik yang unik dalam tarian gegerit, yakni gerakan setengah jongkok dari awal pementasan sambil memainkan sayap-sayap di bahu. Gerakan ini memberikan kesan yang kuat terkait perjuangan dan kekuatan perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan. Gerakan ini pula yang menggambarkan ‘lelahnya’ tarian ini. Meskipun gerakannya kaku, namun hal tersebut mengandung kekuatan pesan bahwa kaum perempuan tetap gigih dan tegar dalam mempertahankan hak-hak serta martabat mereka.

Pementasan Tari Gegerit

Tarian ini biasanya dipentaskan oleh empat orang atau lebih. Para penari biasanya mengenakan baju berwarna merah senada dengan kain songket yang melilit untuk bagian bawah. Bagian kepala dihiasi aneka ornamen, seperti mahkota beserta beberapa tusuk kembang yang disematkan. Tak lupa kalung dan juga ikat pinggang berwarna emas yang semakin membuat tampilan kian tegas, megah, sekaligus meriah.

Sebagai tarian tradisional, pementasan tari gegerit diiringi oleh musik tradisional yang didominasi oleh alat musik pukul, seperti, kenong, dol, dan gendang. Irama yang dihasilkan dari perpaduan alat musik tersebut cenderung menghentak. Hal tersebut disesuaikan dengan gerak tarian yang kaku dan patah-patah.

BACA JUGA:5 Makan Khas Kota Palembang Sumatera Selatan, Pempek Paling Terkenal

Tari gegerit memiliki pesan yang dalam tentang semangat perlawanan, kegigihan, dan kekuatan perempuan dalam menghadapi penjajahan. Pesan moral dan semangat perjuangan dalam tarian ini masih relevan hingga saat ini, mengingat masih adanya berbagai tantangan yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat.

Namun, keberadaan tari gegerit kini terancam punah karena jarangnya pertunjukan yang dilakukan. Hal ini turut menyoroti pentingnya menjaga warisan budaya. Kesenian ini bukan hanya sebuah tarian tradisional, tetapi juga cerminan sejarah dan perjuangan yang dapat menginspirasi generasi masa kini.

Perlu ada upaya untuk mempertahankan dan mempromosikan kesenian ini agar tetap hidup dan terus menyampaikan pesan perlawanan serta kekuatan perempuan.

 

 

Kategori :