Koranlapos.com - Setiap kali musim hujan tiba, yang seringkali diiringi dengan peningkatan kasus flu, batuk, dan masuk angin, masyarakat Indonesia secara otomatis teringat akan resep tanaman obat turun-temurun yang telah terbukti efektif dan menjadi bagian dari kearifan lokal kombinasi jahe dan jeruk nipis.
Jahe, dengan sensasi hangatnya yang khas dan senyawa aktif gingerolnya yang memberikan efek anti-inflamasi, bersanding sempurna dengan jeruk nipis yang kaya akan vitamin C, sebuah antioksidan penting yang krusial untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi.
Ramuan sederhana ini, yang akrab disebut "wedang jahe jeruk nipis" atau sekadar minuman hangat penyegar, tak hanya berfungsi menghangatkan tubuh dari dalam, memberikan rasa nyaman di cuaca dingin, tetapi juga menjadi pilihan utama banyak keluarga untuk mendukung daya tahan tubuh mereka.
BACA JUGA:Kemensos Terapkan Standar Baru : DTSEN Resmi Jadi Sumber Data Tunggal Penyaluran Bansos
BACA JUGA:UMKM Lahat Raup Berkah : Pelantikan P3K di Lapangan Ex-MTQ
Penggunaannya telah meluas sebagai penangkal alami yang efektif saat cuaca dingin mulai terasa menusuk tulang, ketika kelelahan mulai mendera, atau ketika gejala awal penyakit seperti pilek, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan mulai muncul.
Dari warung-warung kaki lima yang legendaris hingga dapur rumahan yang intim, kombinasi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari praktik kesehatan rumahan yang dipercaya dapat membantu tubuh melawan serangan penyakit ringan dan mempercepat pemulihan, membuktikan bahwa kearifan lokal tak lekang oleh waktu dan masih sangat relevan di tengah modernisasi. Kehadiran ramuan ini memberikan rasa aman dan nyaman di tengah perubahan cuaca.