Petai, Buah Khas Indonesia yang Kontroversial
Petai buah khas Indonesia yang kontroversial, sumber Instagram.--
KORANLAPOS.COM - Petai, atau dalam bahasa ilmiahnya Parkia speciosa, adalah buah yang sering kali mencuri perhatian karena baunya yang khas dan rasa yang kontroversial.
Buah ini tumbuh di wilayah-wilayah tropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
BACA JUGA:Tingkatkan Inovasi Pelaku Usaha, Wujudkan Perekonomian Menuju Pagaralam Maju
Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam tentang petai, dari aspek botani hingga penggunaannya dalam masakan tradisional.
1. Penampilan dan Habitat petai merupakan sejenis pohon yang dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter.
Daunnya berbentuk majemuk dan buahnya berbentuk polong yang panjang, biasanya berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi cokelat saat matang.
BACA JUGA:Prediksi Selesainya Terowongan Bawah Laut IKN, Jaraknya Hubungkan Balikpapan dan Samarinda,
Buah petai biasanya ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan tropis, namun juga banyak ditanam sebagai tanaman budidaya di pekarangan rumah.
2. Rasa dan Baunya yang Khas, salah satu ciri khas petai adalah baunya yang cukup kuat dan tajam. Baunya yang khas ini sering kali menjadi topik perdebatan di antara para pecinta atau non-pecinta petai.
Rasa dari petai juga unik; saat dimakan mentah, petai memiliki rasa yang pahit, namun ketika dimasak, petai menghasilkan rasa yang gurih dan sedikit manis.
3. Penggunaan dalam masakan di Indonesia, petai sering digunakan sebagai bahan dalam masakan tradisional, seperti sambal petai, sayur petai, atau rendang dengan petai.
Kandungan protein, serat, dan vitamin dalam petai membuatnya menjadi tambahan yang bergizi dalam makanan sehari-hari.
Meskipun demikian, beberapa orang mungkin tidak menyukai petai karena baunya yang kuat.