Raih Suara Banyak di Parlemen
FOTO IST Golkar --
Koranlapos.com - Lahirnya wacana koalisi besar yang akan mengawal pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ramai diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani yang mengungkapkannya ke publik belum lama ini.
Pasalnya, Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) didukung mayoritas partai politik parlemen, seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat. Terdapat juga parpol kecil lain yang tak lolos parlemen yakni PBB, PSI, Partai Gelora dan Prima.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengamini lahirnya koalisi besar tersebut. Menurutnya, jika membaca pemerintahan sebelumnya atau yang saat ini sedang berjalan, maka ada wacana koalisi besar tersebut benar-benar terealisasi.
"Kelebihan yang dimaksud yakni stabilitas dan efektifitas putusan politik. Sehingga pemerintah dimudahkan dalam menjalankan pekerjaan pembangunan," kata Dedi kepada wartawan, Jumat (22/3).
Dedi menilai, sangat mungkin peluang koalisi besar itu terwujud. Namun tentu dengan catatan dilakukan secara proporsional.
Ia menekankan, Partai pengusung Prabowo-Gibran harus mendapat porsi yang sesuai dengan kinerja politik mereka, utamanya dalam hal pemenangan.
"Secara khusus Golkar (mesti mendapat porsi lebih), mengingat Golkar adalah partai terbesar sekaligus representasi Gibran," jelas Dedi.
Ia mengutarakan, cukup rasional jika Golkar dilibatkan dalam putusan penting koalisi besar tersebut. Bahkan, Golkar bisa saja dianggap sebagai pemimpin koalisi besar karena jumlah kursi partai yang identik dengan warna kuning itu di parlemen yang terbesar dalam koalisi.
"Di luar itu, partai penantang di pilpres utamanya PKB dan Nasdem sejauh ini tidak miliki persoalan dan pertentangan dengan kelompok Prabowo-Gibran, untuk itu wacana koalisi besar cukup mudah dijalankan," papar Dedi.
Terkait kans Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto yang menjadi ketua koalisi besar, Dedi menyatakan bahwa cukup mumpuni Sebab, Menko Prekonomian itu tidak hanya memimpin partai pendukung Prabowo-Gibran dengan jumlah kursi terbesar, Presiden Jokowi juga memiliki kepercayaan yang tinggi pada Airlangga.
''Kinerja Airlangga dinilai cukup baik dalam mengawal sektor perekonomian dalam negeri jadi peluangnya cukup besar memimpin koalisibesar. Ini menandai jika Jokowi akan ada di pihak Golkar, termasuk soal penyusunan kabinet," pungkas Dedi