Dua Desa Kembali Diterjang Banjir

Hujan deras yang menguyur Kabupaten Lahat berdampak meluapkan Sungai Air Lintang dan Air Keruh yang melintasi pinggiran di dua desa.--

LAPOS, Lahat - Hujan deras yang menguyur Kabupaten Lahat berdampak meluapnya Sungai Air Lintang dan Air Keruh yang melintasi pinggiran di dua Desa Pelajaran dan Desa Nanti Giri Kecamatan Jarai, Jum'at (16/2) pukul 03.00 WIb hingga 06.00 WIB.

Akibat meluapnya hingga melebihi bantaran sungai, bahkan menyebabkan terendamnya 346 rumah penduduk. Yakni Desa Pelajaran 220 rumah dan Desa Nanti Giri 126  rumah. Ketinggian air yg merendam rumah penduduk  bervariasi dr 100 cm - 50 cm. Banjir ini kali kedua kalinya di tahun 2024 ini yang sebelumnya pada tanggal 27 Januari.

Kepala Pelaksana BPBD Lahat H Ali Apandi MPDi mengatakan bahwa pihaknya menerima informasi setelah pasca banjir. Sementara kondisi banjir sudah surut, dan sebagian besar masyarakat masih membersihkan lumpur di area rumah masing masing.

"Langkah-langkah kita yakni BPBD Laat menuju ke lokasi dengan membawa 3 team perahu karet. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait, camat, danramil, kapolsek, kepala desa dan jajarannya. Melakukan inventarisasi di lokasi banjir, baik melihat kondisi masyarakat terdampak maupun melihat faktor penyebab banjir," ujarnya.

Kata Ali, bahwa berdasarkan survey lokasi, dan analisa faktor penyebab banjir, BPBD bersama kades, camat,  dan Forkompincam. Untuk langkah jangka pendek yakni perlunya dinding pengaman sungai, untuk menghindari terulangnya banjir di Desa Pelajaran, Nanti Giri dan Desa Pamasalak.

"Perlu antisipasi berupa pembuatan dinding pengaman sungai seperti Bronjong atau talut,  sepanjang 500 M di Sungai Air Lintang, dan 300 M di Sungai Air Keruh, dengan pengaman sungai berupa bronjong atau talut. Sehingga air  sungai diharapkan tidak meluap ke permukiman," ujarnya.

Sambung Ali, bahwa perlunya normalisasi sungai sepanjang 2.000 M. Karena faktor endapan lumpur dan bebatuan menyebabkan pendangkalan sungai. Sehingga air mudah meluap ke pemukiman.

"Untuk jangka panjang, yakni kondisi perbukitan dan hulu sungai yang telah terjadi perambahan hutan, perkebunan masyarakat. Perlu  diadakan rapat koordinasi dengan pihak pihak terkait khususnya dinas kehutanan provinsi melalui UPTD KPH Lahat," bebernya. (zki)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan