Pemkab Lahat Persiapkan Aksi Solidaritas Palestina

--
Bupati Lahat, Bursah Zarnubi pimpin rapat persiapan peringatan Hari Santri Nasional sekaligus kegiatan Solidaritas Palestina yang akan digelar pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Turut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Lahat Chandra, S.H., M.M., para kepala OPD, unsur organisasi kepemudaan (OKP), MUI, serta perwakilan organisasi Islam di Kabupaten Lahat, yang digelar di ruang Opsroom Pemkab Lahat, Senin, (13/10/2025).
Sekretari daerah Lahat, H. Chandra.,S.H.,M.H dalam laporannya, bahwa kegiatan Hari Santri dan Solidaritas Palestina akan dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB, dengan titik kumpul di Lapangan Balaiyasa PJKA kemudian dilanjutkan menuju Lapangan MTQ Lahat. Acara akan dimeriahkan oleh penampilan Wali Band dan dihadiri puluhan ribu peserta dari berbagai elemen masyarakat.
“Peserta yang akan hadir terdiri dari perwakilan desa sebanyak 7.200 orang, lurah 340 orang, ASN Kemenag dan penyuluh 3.500 orang, ASN dan P3K Pemda serta tenaga pendidik dan siswa 10.000 orang, ormas Islam 2.000 orang, dan OKP 1.000 orang. Total keseluruhan diperkirakan mencapai 24.040 peserta,” jelas Chandra.
BACA JUGA:Pelantikan PAW DPRD Empat Lawang: Sulaila Resmi Gantikan Almarhum Saukani
BACA JUGA:Jajaran Polres Lahat Jalin Silaturahmi dengan Ketua MUI Kabupaten Lahat
Ia juga menambahkan bahwa berbagai pihak telah menyiapkan dukungan logistik, termasuk UMKM yang difasilitasi Dinas Pendidikan dengan 6.000 porsi konsumsi, Dinas PUPR dan Perkim 6.000 porsi, Setda 3.000 porsi, Sekretariat DPRD 2.500 porsi, serta OPD lainnya yang turut berkontribusi.
Bupati Lahat, Bursah Zarnubi menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum peringatan Hari Santri, tetapi juga bentuk nyata kepedulian terhadap kemanusiaan.
“Hari Santri tahun ini kita maknai sebagai wujud solidaritas terhadap saudara-saudara kita di Palestina. Mari bersama berdoa agar penderitaan mereka segera berakhir. Untuk sumbangan, tidak perlu dipaksa, cukup seikhlasnya,” ujarnya.
Dikatakannya, semangat solidaritas dan kepedulian harus menjadi karakter bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kebersamaan.
“Kita harus bersuara untuk kemanusiaan. Indonesia pernah merasakan penderitaan panjang saat dijajah, maka kita tahu betul arti dari perjuangan dan kemerdekaan,” tambah Bursah.