Sahabat Baru

Sahabat Baru--
Oleh: Dahlan Iskan
Rabu 01-10-2025
--
Tiga hari di Syria saya dapat satu sahabat baru: Belal. Nama lengkapnya: Belal bin Mohamed Adnan Bader.
Saya mengenalnya di makan malam bersama. Di malam pertama saya di Syria. Di resto eksklusif bintang lima. Lantai atasnya full music –"lagi ada tamu penting dari Saudi Arabia".
--
Saya menduga tamu penting itu tak lain adalah si Butik yang dijemput konvoi lima mobil di tangga pesawat siang tadi.
Keesokan harinya saya diundang ke kantor perusahaan Belal. Kantornya sederhana. Di lantai empat gedung miliknya sendiri.
Selama kami bicara, telepon sering berdering –dan ia selalu mengangkatnya. Sesekali tamu nyelonong masuk, bicara sebentar dengannya, lalu berganti tamu lainnya.
Perusahaannya banyak. Di berbagai bidang usaha. Dagang. Jasa. Industri. Saya puji Belal: "Anda hebat sekali".
"Ana ummi...." jawabnya merendah.
"Ana aidzon," jawab saya.
Belal model pengusaha yang merangkak dari bawah. Ia tidak tamat universitas. Bahkan tidak tamat SMA. Begitu rendah latar belakang pendidikannya sampai ia menyebut dirinya "saya buta huruf". Maka saya jawab "saya juga buta huruf".
Belal punya anak tiga orang. Yang sulung baru saja tamat MBA di Jerman. Masih bujang. Sang anak diserahi memimpin perusahaannya yang di Jerman.