Hadiah Lomba Menulis Diserahkan, Literasi Desa Jadi Fokus Bupati Kabupaten Lahat

Bupati Kabupaten Lahat, Bursah Zarnubi, menghadiri peluncuran pustaka digital sekaligus menyerahkan hadiah lomba menulis Satu Desa Satu Cerita di Pendopoan Rumah Dinas Bupati, Selasa (19/8/2025).-Koranlapos.com-Yani / Lahat Pos
KORANLAPOS.COM, Lahat – Bupati Kabupaten Lahat, Bursah Zarnubi serahkan hadiah lomba menulis Satu Desa Satu Cerita di Pendopoan Rumah Dinas Bupati Lahat, Selasa (19/8/2025).
Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Niel Adrin, Ketua PGRI Lahat Dr. Hasperi Sausanto, para guru, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Bursah Zarnubi menekankan pentingnya literasi sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia. Menurutnya, kegiatan menulis dapat melatih anak-anak membangun narasi sekaligus memperkaya pemahaman tentang kehidupan.
“Sebetulnya dunia ini ditulis oleh orang-orang yang menguasai literasi tentang kehidupan mereka. Literasi bukan hanya membaca, melainkan sebuah konsep pengenalan, pemahaman, dan pengetahuan yang menumbuhkan serta menjaga potensi kita untuk berkembang,” ujar Bursah.
BACA JUGA:Perpanjangan Jabatan 39 Kades Lahat, Bupati: Jaga Persatuan Rakyat
BACA JUGA:Lahat Resmikan Kampung Tertib Lalu Lintas
Ia menjelaskan, literasi memiliki cakupan luas, mulai dari membaca, menulis, mengarang, hingga literasi teknologi, pertanian, digital, dan bidang lainnya. Semua itu, menurut Bursah, menjadi bagian penting untuk mendorong perubahan sosial yang lebih besar.
Bursah juga menyinggung peran literasi dalam kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan tidak sekadar seni panggung, puisi, atau pertunjukan, melainkan hasil dari aktivitas manusia, baik individu maupun komunitas.
“Mudah-mudahan melalui gerakan literasi ini, kita bisa mengangkat kualitas sumber daya manusia unggul di Kabupaten Lahat, sekaligus menata kota dan membangun desa,” kata Bursah.
Ketua PGRI Lahat, Dr. Hasperi SusantoSusanto, S.Pd.,M.M berharap baik itu masyarakat umum, pelajar memang benar-benar menuangkan pikirannya bukan dengan obrol-obrol semata, ngomong-ngomong tapi dikaryakan dengan tulisan ada di dalam masyarakat ini, pintar berbicara tapi tidak pintar menulis disinilah dia memenuangkan karya-karyanya
"Pintar menulis akhirnya pintar juga berbicarat, tapi kategori ini memang benar-benar memuatkan lokal cerita-cerita lokal, disamping kita bantukan cerita-cerita lokal tersebut literasi disini bisa jadi memberikan manfaat desa," jelas Hasperi.